Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Titipbeliin Global Internasional, perusahaan penyedia jasa titip legal, menyatakan Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK 199/PMK.04/2019 mengenai bea masuk dan pajak untuk barang impor kiriman, menguntungkan pihaknya.
Sebagai informasi, peraturan yang diperbaharui sejak awal Januari 2020 dan berlaku mulai 30 Januari 2020 tersebut, menurunkan biaya pengiriman menjadi maksimal US$ 3 atau Rp 45.000. Jika harganya di atas US$ 3 maka akan kena bea masuk.
"Dengan adanya regulasi ini kami tidak terdampak malah diuntungkan karena biaya pajaknya jadi rendah dari sebelumnya 27,5% menjadi 17,5% sehingga retentionya jadi lebih tinggi dan omzet kami jadi lebih tinggi saat ini," ungkap Bayu Sutrisno, Head of Marketing Titipbeliin, kepada Kontan.co.id, Senin (2/3).
Baca Juga: Kasus virus corona, Menko Muhadjir: Pemerintah evaluasi pengawasan pintu masus RI
Bayu berkata, pelanggannya juga sudah teredukasi untuk membayar pajak Average Order Value (AOV) perusahaan senilai US$80, yang dahulu dikenai pajaknya.
"Sebelum regulasi pajak baru, barang fashion dan turunannya menjadi kategori utama yang jadi favorit. Tapi saat ini beralih ke elektronik dan mesin dan fashion di nomor dua," tambahnya.
Dibandingkan dengan regulasi PMK 199/PMK.04/2019, perusahaan lebih terdampak dengan wabah corona yang menjangkiti beberapa negara. Maklum saja, perusahaan ini, menyediakan jasa titipan dari Amerika, Inggris, China, Korea dan Singapura.
Bayu menyampaikan jika sejak Februari, pemesanan barang dari China tercatat menurun dan pelanggan memilih untuk menunda transaksi hingga kasus Corona dinyatakan selesai.
"Pelanggan beralih ke titipan dari Amerika dan Inggris yang berimbas pada pengiriman yang naik menjadi 2x lipat," lanjutnya.
Baca Juga: Terpapar virus corona, IHSG berpotensi ke 5.022 dalam jangka pendek
Namun demikian, Bayu berkata sebelum virus corona mewabah, pihaknya bisa menikmati pertumbuhan stabil di angka 30%, sedangkan beberapa waktu belakangan pihaknya berada dalam fase wait and see.
"Dengan adanya Corona outbreak ini kita masih wait and see, semoga vaksin segera ditemukan dan casenya segera selesai," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News