Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) siap menggeber pembangunan sekitar 500 menara telekomunikasi hingga 1.000 menara sepanjang di paruh kedua tahun ini. Sebagai catatan, pada semester satu ini, emiten dengan kode saham TOWR di Bursa Efek Indonesia ini sudah menambah sebanyak 1.053 menara. Tahun ini, pengelola menara telekomunikasi ini ingin menambah 1.500 menara–2.000 menara baru.
Adam Gifari, Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Tbk optimistis, mampu meraup target jumlah menara di akhir tahun ini. Apalagi dengan hasil sampai semester I-2014 TOWR sudah memiliki 10.799 menara. "Jumlah menara kami sampai akhir kuartal dua mendekati 10.800 menara telekomunikasi. Dengan jumlah itu artinya setiap tahun kami menambah 1.705 menara baru atau tumbuh 17,6% per tahun nya," papar Adam.
Untungnya, pertumbuhan menara ini juga diikuti pertumbuhan jumlah penyewa menara alias tenant. Tercatat, pada semester satu jumlah penyewa menara TOWR mencapai 19.991 institusi. Saban tahun, klaim Adam, jumlah pelanggan TOWR bertambah rata-rata 3,000 penyewa, atau tumbuh sekitar 18,3% per tahun.
Peningkatan jumlah menara dan penyewa inilah yang turut mendongkrak kinerja Sarana Menara. Sepanjang semester I-2014 pendapatan TOWR tumbuh 30,9%. Jika pada semester I-2013 pendapatan Rp 761,5 miliar naik menjadi Rp 996,7 miliar di semester I-2014. Alhasil, laba bersih TOWR melesat 70,93% menjadi Rp 582,69 miliar dari Rp 340,89 miliar.
Pendongkrak penghasilan antara lain dari kontrak jangka panjang. "Nilai kontrak jangka panjang kami hingga 2027 juga tumbuh dari Rp 29,8 triliun pada kuartal satu 2014 menjadi Rp 31,0 triliun pada kuartal dua ini," ucapnya.
Kontrak jangka panjang ini menjadi jaminan bahwa penghasilan Sarana Menara akan terus tumbuh mengikuti tren tingginya permintaan pembangunan menara oleh operator telekomunikasi.
Masih punya dana
Perusahaan yang berafiliasi dengan Grup Djarum ini menargetkan pendapatan tahun ini bisa mencapai Rp 3,75 triliun-Rp 3,87 triliun. Adapun target laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) mencapai Rp 3,11 triliun-Rp 3,21 triliun di akhir tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan TOWR, kontributor pendapatan sewa terbesar berasal dari PT Hutchison 3 Indonesia mencapai Rp 700 miliar atau 37% dari total pendapatan. Diikuti PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sebesar Rp 345 miliar atau berkontribusi 18%. Kemudian dari PT XL Axiata, Rp 297 miliar atau berkontribusi 16%.
Meski getol menanam menara, Adam enggan memberitahukan tanggapan saat ditanya apakah TOWR ikut menawar menara XL Axiata. Namun dari laporan keuangan terlihat saat ini TOWR masih punya duit banyak untuk berekspansi. Hal ini bisa dilihat dari dana segar di tangan perseroan (substantial cash holdings) sampai 30 Juni 2014 masih ada US$ 190,8 juta.
Selain itu, berdasar perhitungan aksi private placement yang disetujui rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Juni 2014, TOWR berpotensi memiliki dana sebesar Rp 3,86 triliun.
Sementara itu, penyerapan belanja modal untuk membangun menara hingga semester satu sudah Rp 1,05 triliun. Tahun ini, Sarana Menara menganggarkan belanja modal hingga Rp 2 triliun. Artinya dana masih mumpuni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News