Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja anak usaha PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro), yakni PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) diyakini akan semakin baik di masa depan seiring kemampuan produksi yang terus bertambah. Paling baru, TPPI menerima pengelolaan dan pengoperasian kilang elpiji PT Tuban LPG Indonesia (TLI) dari Negara.
Sebelumnya Pengadilan telah memutuskan untuk merampas dan menyerahkan aset kilang LPG yang dimiliki oleh TLI setelah Honggo divonis 16 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider enam bulan kurungan atas kasus korupsi pasokan kondensat dari SKK Migas(dulu bernama BP Migas). Aset kilang TLI tersebut diserahkan ke negara cq Menteri Keuangan oleh Kejaksaan Agung pada Selasa (7/7).
Baca Juga: TubanPetro pastikan pengembangan bisnis tetap jalan di tengah covid-19
Proses pelimpahan aset kilang TLI ke negara dapat mendukung rencana untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dari sektor bahan bakar minyak dan produk petrokimia.
Direktur Utama TubanPetro Sukriyano menyampaikan, pabrik elpiji TLI mampu memproduksi LPG (Liquified Petroleum Gas) sebanyak 20 ton per jam. Alhasil dalam sehari mampu memproduksi elpiji sebanyak 480 ton.
Sehingga produksi dalam setahun dapat mencapai 175.200 ton. Kilang TLI ini mendapat pasokan bahan baku dari gas buang hasil proses produksi TPPI yang kemudian diproses menjadi elpiji.
“Jika tidak ada pabrik elpiji, maka kapasitas produksi yang saya sebutkan tadi, hanya akan terbuang ke udara. Sementara jika diintegrasikan, dapat diubah menjadi elpiji, hasilnya dapat dijual di dalam negeri sehingga mengurangi impor dan TPPI mendapat sumber pemasukan baru yang dapat mendorong kinerja keuangan menjadi lebih baik,” ujar Sukriyanto, dalam Siaran Pers, Rabu (8/7).
Sukriyanto menambahkan, saat ini TubanPetro sebagai perpanjangan tangan Pertamina berkomitmen untuk melaksanakan penugasan Pemerintah untuk melakukan peningkatan kapasitas produksi PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) melalui Revamp Platformer dan Revamp Aromatik yang akan selesai tepat waktu.
Baca Juga: Jokowi perintahkan Erick Thohir, Ahok, dan Dirut Pertamina tuntaskan kilang TPPI
Revamp platforming bertujuan meningkatkan kapasitas pengelolaan unit platforming dari 50 ribu barrel perhari menuju 55 ribu barrel per hari.
Sedangkan Revamp Aromatik adalah untuk memproduksi 780 ribu ton per tahun paraxylene dari kapasitas saat ini sebesar 600 ribu ton. Hal ini dilakukan untuk menaikkan pendapatan perusahaan dan memenuhi kebutuhan domestik paraxylene serta menurunkan impor.
Pengintegrasian kilang aromatic dengan olefin dan downstream-nya di komplek TPPI akan meningkatkan efisiensi produksi serta daya saing. Hal ini merupakan langkah strategis yang akan dilakukan Pertamina, menyusul masuknya Pertamina sebagai pemegang saham TubanPetro pada akhir tahun lalu.
Semua langkah strategi tersebut ditujukan untuk meningkatkan produktivitas, profitabilitas dan sustainabilitas perusahaan. Pertamina melalui TubanPetro telah menyuntikkan modal ke TPPI sebesar US$ 70 juta di mana US$ 35 juta digunakan untuk sebagian pembiayaan proyek revamping.
Menurut Sukriyanto, pengembangan-2 yang akan dilakukan adalahdalam rangka meningkatkan performance group dan mendukung roadmap pengembangan petrokimia Pertamina yang terintegrasi dengan bisnis migas Pertamina yang ada selama ini, sehingga dimungkinkan untuk segera direalisasikan dalam waktu dekat.
Berbagai optimalisasi yang saat ini tengah dilakukan, menjadi bukti bahwa kebijakan restrukturisasi terhadap TubanPetro merupakan langkah tepat. Kini, TubanPetro konsisten melakukan perluasan kapasitas produksi di anak usaha. Perusahaan optimistis bahwa bisnis petrokimia ke depan akan tetap cerah.
Baca Juga: Jokowi: Kilang petrokimia TPPI bisa hemat devisa hingga US$ 4,9 miliar
Apalagi di tengah Covid-19 berbagai produk alat kesehatan yang notabene memerlukan berbagai bahan baku dari petrokimia, dari sisi permintaan terus tumbuh. Seperti kebutuhan untuk produk APD, kantong infus, obat-obatan, hingga masker medis.
“Saat ini proyek penugasan untuk memperbesar kapasitas produksi paraxylene di TPPI terus berjalan. Untuk kapasitas produksi di anak usaha, tidak ada pengurangan sama sekali,” tegas Sukriyanto.
Sukriyanto melanjutkan, saat ini juga telah dilakukan peningkatan kapasitas produksi polypropylene salah satu anak usaha TubanPetro, yakni PT Polytama Propindo (Polytama). Pabrik Polytama yang sebelumnya memproduksi 240 ribu metrik ton per tahun, kini dapat memproduksi 300 ribu metrik ton per tahun.
Ke depan akan dibangun pula pabrik penghasil polypropylene kedua yang menggandakan kapasitas produksi saat ini, mengingat permintaan domestik atas polypropylene yang masih sangat tinggi.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati sebelumnya menyampaikan, dua proyek di TPPI terus berjalan yakni revamping untuk aromatic dan pembangunan unit produksi olefin. Dua proyek tersebut akan dituntaskan di akhir 2022 sesuai janji kepada Presiden Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News