Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Marine Solutions (PMSol), bagian dari Subholding Integrated Marine Logistics (IML) Pertamina mendukung penguatan sumber daya manusia (SDM) maritim melalui ajang PTK Goes to Campus di Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Kamis (18/9/2025).
Direktur PMSol, Dian Prama Irfani, menyampaikan proyeksi kebutuhan tenaga maritim yang besar dalam satu dekade mendatang.
Subholding IML diperkirakan membutuhkan lebih dari 16.000 pelaut serta 12.000 tenaga ahli di bidang pelabuhan, logistik, dan keselamatan.
Untuk itu, menurutnya, kolaborasi antara dunia usaha dan kampus menjadi langkah penting dalam menutup kesenjangan kompetensi.
Baca Juga: Perkuat Kemandirian Industri Maritim Nasional, PIS dan PAL Berkolaborasi
“Kolaborasi dengan kampus seperti PIP Semarang sangat penting untuk memastikan generasi muda kita siap bersaing di tingkat global,” ujar Irfani dalam keterangannya, Selasa (30/9/2025).
Irfani menekankan bahwa industri pelayaran global tengah bergerak ke arah digitalisasi dan dekarbonisasi. Teknologi seperti IoT, big data, dan otomatisasi sistem kapal maupun pelabuhan membutuhkan SDM yang adaptif.
Di sisi lain, tuntutan transisi energi menuju penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, LNG, metanol, hingga hidrogen mendorong perusahaan pelayaran untuk bertransformasi sejalan dengan target IMO Net Zero Emission 2050.
Saat ini, Subholding IML Pertamina mengoperasikan sekitar 500 kapal, lebih dari 100 pelabuhan, serta lima terminal energi strategis. Sejumlah inisiatif dekarbonisasi tengah dijalankan, mulai dari penggunaan LSFO, biodiesel, kapal dual fuel, hingga investasi pada kapal berbahan bakar alternatif.
Baca Juga: PTKS 2025 Dorong Transformasi Teknologi untuk Industri Sawit Berkelanjutan
Meski lulusan akademi pelayaran telah dibekali sertifikasi dasar STCW, industri menuntut keahlian tambahan, seperti penguasaan bahasa Inggris, literasi digital, soft skills, dan pemahaman praktik keberlanjutan.
PMSol menilai adanya kesenjangan antara kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri yang nyata, sehingga perlu penguatan kemitraan strategis antara akademisi, regulator, dan pelaku industri.
“Ke depan, kita perlu membangun kurikulum yang selaras dengan tren global, termasuk green shipping, digitalisasi, dan penguasaan soft skills,” tambah Irfani.
Baca Juga: Kemenperin dan NEC Berkolaborasi Percepat Transformasi Digital di Industri Manufaktur
Selain kuliah umum, acara ini juga diisi dengan pertunjukan seni dan hiburan dari taruna-taruni PIP Semarang. Namun, agenda utama forum ini adalah memperkuat hubungan antara dunia pendidikan dan industri agar mampu melahirkan generasi pelaut Indonesia yang kompetitif di tingkat internasional.
Selanjutnya: Xiaomi 15T Series Meluncur, Dibanderol Mulai Rp6,49 Juta Selama Promo
Menarik Dibaca: IHSG Rawan Melemah, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Rabu (1/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News