kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transparansi data dan pasokan penentu kestabilan harga daging ayam


Jumat, 19 Maret 2021 / 12:23 WIB
Transparansi data dan pasokan penentu kestabilan harga daging ayam
ILUSTRASI. Transparansi data dan pasokan penentu kestabilan harga daging ayam


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Semenjak awal tahun 2019, harga jual ayam hidup ditingkat peternak selalu di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) akibat kelebihan pasokan. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (KH) tengah mengupayakan langkah stabilisasi pasokan dengan harapan harga ayam hidup di tingkat peternak membaik.

Data Kementan menyebutkan bahwa potensi produksi ayam hidup sejak Agustus-Desember 2020 tumbuh 8,01% dengan rataan tiap bulan sebanyak 259,4 juta ekor atau setara daging ayam sebanyak 304.300 ton. 

Sementara kebutuhannya sebanyak 137,7 juta ekor atau setara daging ayam sebanyak 161.500 ton sehingga potensi surplus masih terlalu tinggi sebesar 88,44% rata-rata per bulan sebanyak 121,7 juta ekor atau setara daging ayam sebanyak 142,8 ribu ton. 

Kondisi kelebihan pasokan ini perlu segera ditangani dengan tindakan tegas agar kondisi harga ayam yang fluktuatif tidak berlarut-larut. Kementan juga telah menerapkan dan terus memantau pengurangan DOC FS melalui Cutting Hatching Egg (HE), Penyesuaian Setting HE dan afkir dini Parent Stock (PS). 

Baca Juga: Pengusaha optimistis tak ada gejolak harga jelang Ramadan

Saat ini, implementasi kebijakan menjadi fokus utama Ditjen PKH, dan terbukti sejak akhir tahun lalu harga live bird berangsur membaik bahkan stabil hingga hari ini.  Terkait implementasi, Pemerintah juga menyadari peran penting dan kolaborasi dari seluruh pelaku usaha perunggasan. Transaparansi data dari setiap pelaku usaha menjadi kunci keberhasilan penerapan kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan. 

Selain itu, masukkan dari lembaga kajian independen yang kredibel juga diperlukan untuk membangun industri perunggasan yang berkelanjutan.

Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak Kementan, Sugiono, menyatakan bahwa selain penerapan kebijakan cutting HE dan afkir dini PS, penetapan jumlah impor GPS harus dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk menjaga agar kelebihan pasokan tidak terus-menerus terjadi. 

“Kementan tengah meninjau ulang aturan pemberian impor GPS kepada pelaku usaha peternakan unggas, agar izin impor yang diberikan kepada pelaku usaha harus transparan dan didasari dengan terpenuhinya kriteria-kriteria tertentu yang telah ditetapkan pemerintah,” ujarnya.

Baca Juga: Pasokan Pangan Aman Hingga Mei Tapi Ada Potensi Kenaikan Harga

Kriteria-kriteria izin impor tersebut diantaranya adalah kepemilikan terhadap RPHU dan cold storage, kemampuan hilirisasi, banyaknya ekspor yang dilakukan, serta kepatuhan terhadap program pemerintah dan transparansi data, memiliki fasilitas kandang yang memadai, dan bermitra dengan peternak kecil.

Kemitraan ini memiiki peran yang sangat besar andilnya terhadap daya tahan peternak kecil ditengah turbulensi pasar ayam hidup, terutama pada saat terjadi oversupply dan masa krisis Covid-19 dimana harga ayam hidup sempat menyentuh angka dibawah Rp 10.000 per kg. 

Baca Juga: Mendag pastikan harga bahan pangan terjaga selama bulan Ramadan dan Lebaran

Di atas itu semua, transparansi data menjadi kunci dalam keberhasilan mengatasi isu kelebihan pasokan yang kerap terjadi ini. Dengan adanya data yang transparan, pengawasan dapat dilakukan bersama-sama oleh seluruh pihak di industri perunggasan.

“Transparansi data untuk pengurangan pasokan ayam sangat penting untuk diketahui publik, sehingga publik dapat menilai secara langsung perusahaan mana saja yang patuh atau tidak patuh dalam mengimplementasikan Surat Edaran. Sanksi yang tegas juga dapat diberikan kepada perusahaan pelanggar, dan hal ini dapat diawasi langsung oleh publik. Dengan keterbukaan informasi akan membawa perubahan yang lebih baik bagi kelangsungan bisnis perunggasan nasional,” tegas Sugiono.

Selanjutnya: Permintaan daging ayam diramal naik saat Ramadan, Sreeya Sewu (SIPD) kerek produksi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×