Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren halal mendapatkan respon dengan diadakannya pameran Jakarta Halal Things kedua pada bulan Desember nanti. Rencananya pameran akan menampilkan berbagai produk dan jasa yang mendukung dan memenuhi kebutuhan gaya hidup islami.
Co-Chairman Jakarta Halal Things, Desy Bachir mengatakan prinsip halal tak melulu untuk kepentingan umat Islam semata. "Permintaan produk-produk halal dalam skala global telah membawa transformasi bagi berbagai lini industri, terutama di Indonesia sebagai populasi muslim besar di dunia," ungkapnya saat konferensi pers berlangsung, Kamis (24/10).
Acara pameran ini dilakukan kedua kalinya, setelah di tahun 2018 kemarin mampu menggalang 6.000 pengunjung. Bersifat bussiness to customer (B2C), Desy mengaku tak mematok target nilai transaksi, namun penyelenggara optimis tahun ini mampu menjaring 15.000 pengunjung.
Baca Juga: Anak usaha Japfa akan ekspor produk daging sapi wagyu ke Malaysia pada 2020
Hadir sebagai pembicara, Muhammad Assad, Wakil Ketua Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) mengatakan dengan jumlah populasi muslim besar di dunia Indonesia punya potensi menggarap segmen pasar halal ini. "Dengan total penduduk hampir 250 juta jiwa, katakanlah 70% nya usia produktif dan muslim itu sudah jadi market yang besar," katanya.
Lebih lanjut ia bilang, ada banyak aspek bisnis halal yang dapat digarap tidak hanya pada produk konsumsi dan produk keuangan saja. Tapi juga segmen pariwisata halal, yang saat ini tengah ramai diminati dan dicari para pelancong.
Adapun soal potensi Indonesia sebagai leading pengekspor produk halal dunia, menurut Muhammad rencananya dan niatnya sudah cukup baik dari pemerintah. Hanya saja eksekusinya belum terasa, untuk itu pemerintah perlu menggandeng swasta agar mampu mematangkan peningkatan ekspor tersebut.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menaklukkan Pasar Tiongkok?
Mengutip laporan State of the Global Islamic Economy Report (GIER) 2018/19 hasil kolaborasi Thomson Reuters, Dubai the Capital of Islamic Economy, dan Dinar Standard menyebutkan perekonomian Islam di seluruh dunia bernilai total US$ 2,1 triliun per 2017.