kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren kenaikan harga telur seiring harga pakan


Senin, 26 November 2018 / 23:04 WIB
Tren kenaikan harga telur seiring harga pakan
ILUSTRASI. Produksi telur ayam


Reporter: Muhammad Afandi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Presidium Peternak Layer Nasional Ki Musbar mengatakan bahwa tren harga telur akan terus naik hingga pengujung tahun.

“Ya trennya naik, sekarang aja di Blitar. Hari ini saya kebetulan di Blitar peternak Rp 20.100 rupiah per kilo,” ungkapnya saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/11).

Ini mengalami kenaikan, dari sebelumnya lesu pada bulan lalu. Bahkan menyentuh harga Rp 16 ribu per kilonya. Di bawah acuan yang ditetapkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Rp 18 ribu sampai Rp 20 ribu per kilogram.

Namun menurut Musbar tren kenaikan itu juga beriringan dengan kenaikan harga pakan. Saat ini harganya berkisar di Rp 5500, dari sebelumnya Rp 4500. Hal tersebut akibat rupiah yang anjlok beberapa waktu lalu. Sebab pembelian pakan itu per periode tiga bulan.

“Kan kita beli pakan itu periodikal per tiga bulan sekali. Ini yang dipahami. Biasanya Desember kita ngga masukin lagi. Beli dari bulan Oktober,” ujarnya.

Musbar bilang konsumsi pakan Impor itu senilai 35%. Tetapi dari 35 % itu memberikan kontribusi terhadap biaya pakan kontribusinya sampai 70%.

Untuk pasokan telur sendiri 50% diserap oleh daerah DKI Jakarta dan Bandung dari pemasarannya nasional 7.600 ton per hari.

Untuk itu, kata Musbar Jakarta Food Station sudah bekerja sama dengan sentra produksi telur di pulau Jawa. Sementara untuk kerjasama dengan BUMD dengan koperasi-koperasi yang ada di peternakan sudah lebih baik dibanding tahun 2017.

Dia juga sebut tren ini kenaikan ini berulang hampir setiap tahun. Musbar sebut efek perang dagang antara China dan Amerika menjadikan kenaikan harga tidak terlalu meroket.

“Jadi bahan bakunya nggak naik terlalu tinggi. Kalau dahulukan disedot China semua tuh bahan baku impornya dari Amerika. Perang dagang di bales pajak masuknya ditinggikan gitu. Ini ketolongnya karena ada perang dagang kalau nggak harga naiknya lebih gila lagi. Bersyukurlah,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×