kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.371   53,00   0,32%
  • IDX 7.929   23,53   0,30%
  • KOMPAS100 1.106   -3,50   -0,32%
  • LQ45 813   -4,79   -0,59%
  • ISSI 267   0,73   0,27%
  • IDX30 421   -2,74   -0,65%
  • IDXHIDIV20 489   -3,19   -0,65%
  • IDX80 123   -0,62   -0,50%
  • IDXV30 131   -1,00   -0,75%
  • IDXQ30 136   -1,30   -0,95%

Tren Penjualan Mobil Malaysia Melesat, Ini Pengaruhnya ke Indonesia


Rabu, 27 Agustus 2025 / 09:44 WIB
Tren Penjualan Mobil Malaysia Melesat, Ini Pengaruhnya ke Indonesia
ILUSTRASI. Informasi bahwa Malaysia telah menyalip Indonesia sebagai pasar mobil terbesar di ASEAN menarik perhatian banyak pelaku industri otomotif. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Informasi yang menyebutkan Malaysia telah menyalip Indonesia sebagai pasar kendaraan roda empat terbesar di ASEAN pada paruh pertama 2025 menarik perhatian banyak pelaku industri otomotif. 

Namun, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, menegaskan bahwa berdasarkan data resmi dari ASEAN Automotive Federation (AAF), Indonesia masih memimpin pasar otomotif di kawasan ini. 

Tren Pertumbuhan Penjualan Mobil Malaysia Perlu Dicermati 

Meskipun Indonesia tetap berada di posisi teratas, Kukuh mengakui bahwa tren pertumbuhan agresif Malaysia perlu diperhatikan. 

Dalam beberapa tahun terakhir, penjualan mobil di Malaysia menunjukkan pertumbuhan yang pesat, bahkan mampu melampaui Thailand, yang sebelumnya menjadi pesaing terdekat Indonesia. 

“Thailand jelas sudah dikalahkan Malaysia dari sisi penjualan domestik. Kita harus belajar dari situ, karena Thailand, meski agresif mendorong transisi ke electric vehicle, justru ada tiga pabrik yang tutup,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Senin (25/8/2025). 

Baca Juga: Untuk Kali Pertama, Malaysia Geser Posisi Indonesia jadi Pasar Mobil Terbesar ASEAN

Kebijakan Perpajakan Menjadi Sorotan Utama 

Salah satu faktor utama yang menyebabkan lonjakan penjualan mobil di Malaysia adalah kebijakan perpajakan yang lebih ringan. 

Kukuh mengungkapkan, “Dari sisi perpajakan, Avanza di sana pajaknya cuma Rp 5 juta. Itu masalah. Sekian tahun lalu, orang dari US Automotive Council bilang ke saya, ‘pajak kamu yang tertinggi di dunia,’ dan memang benar.” 

Di Indonesia, pajak kendaraan saat ini berkontribusi sekitar 50–80 persen terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), menjadikannya tantangan tersendiri untuk melakukan reformasi. 

Kukuh percaya bahwa potensi pasar Indonesia masih sangat besar jika tantangan terkait pajak dan investasi dapat diatasi. 

“Bayangkan kalau industri kita 3 juta unit seperti di Meksiko, akan sangat luar biasa. Orang akan datang ke sini untuk investasi," tambahnya. 

Kurangnya Riset dan Pengembangan Jadi Kendala 

Selain isu pajak dan investasi, Kukuh juga menyoroti bahwa Indonesia tertinggal dalam hal riset dan pengembangan (R&D), yang merupakan kunci untuk inovasi dan daya saing industri otomotif. 

“Kenapa industri otomotif China cepat tumbuh? Karena ada R&D. Kita kan tidak. Kita ngaku saja udah bisa gini gini, bisa bikin ini,” jelas Kukuh. 

Baca Juga: Siap-Siap Harga Mobil Listrik Melambung Tinggi Mulai 2026, Cek Harga BYD Terbaru




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×