kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Trisula akan memperkuat pasar konsumen loyal


Kamis, 17 Maret 2016 / 11:07 WIB
Trisula akan memperkuat pasar konsumen loyal


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Jangan menyepelekan pasar recehan. Barangkali, itulah sikap PT Trisula International Tbk dalam menggarap pasar ritel. Meski kontribusi penjualan ritel kalah jauh ketimbang pasar manufaktur, mereka tak mau setengah-setengah mengembangkan pasar itu.

Sasaran Trisula International tak cuma berorientasi pada peningkatan volume penjualan saja, namun, perusahaan tersebut juga ingin meningkatkan pemahaman merek di benak konsumen alias brand awareness. 

Sasaran lain manajemen Trisula juga ingin meningkatkan adanya loyalitas konsumen. Makanya strategi mereka dalam mengembangkan pasar ritel, berbeda dengan strategi pasar manufaktur.

Ada tiga strategi yang Trisula International gelar. Pertama, menggelar turnamen golf amatir yang disponsori oleh salah satu produk mereka, yakni Jack Nicklaus. Turnamen itu terbuka bagi semua pegolf amatir. 

Pemenang turnamen berkesempatan bertemu dengan Jack William Nicklaus, pegolf legendaris asal Amerika Serikat yang namanya diabadikan menjadi merek pakaian tersebut. 

"Loyal customer itu willing to pay, makanya kami membuat turnamen ini untuk lebih mendekatkan kepada pelanggan kami," ujar Direktur Retail PT Trisula International Tbk Rudolf Simarmata, Rabu (16/3).

Manajemen Trisula International menyebutkan, sejauh ini penjualan produk Jack Nicklaus berkontribusi sebesar 36%-37% terhadap total penjualan ritel. Selebihnya adalah kontribusi penjualan dari produk G2000 sebesar 33% dan penjualan produk JOBB sebesar 30%.

Kedua, menggandeng blogger fesyen bernama Caren Delano untuk menebarkan informasi. Menurut Trisula International, pemahaman masyarakat terutama pada produk G2000 makin berkembang pasca mereka menggandeng blogger fesyen. Masyarakat tak cuma menganggap produk G2000 sebagai fesyen formal tapi juga informal.

Catatan saja, melibatkan peran blogger adalah strategi yang banyak pelaku industri terapkan. Tak cuma pelaku sektor fesyen yang menerapkannya tapi juga sektor lain.

Ketiga, merambah pasar luar Jawa yakni ke Kalimantan dan Sulawesi. Namun, Trisula International tak mau asal lempar produk demi memperluas pasar. 

"Seperti JOBB yang pasarnya untuk masyarakat kelas menengah dan masih cocok untuk pasar di luar Jawa," kata Rudolf mencontohkan.

Manufaktur dominan

Berbekal tiga strategi, Trisula International berharap penjualan ritel tumbuh 16% - 19% tahun ini. Hanya, perusahaan berkode TRIS di Bursa Efek Indonesia itu tak membeberkan nilai targetnya.

Yang pasti, target penjualan ritel tak lantas menggeser proyeksi komposisi penjualan tahun ini. Trisula International yakin, penjualan manufaktur akan tetap mendominasi hingga 80% terhadap total penjualan. Mayoritas produk itu mereka ekspor. Barulah, 20% sisanya adalah kontribusi penjualan ritel.

Di samping penjualan ritel dan manufaktur, sejatinya ada pula penjualan e-commerce. Target kontribusi penjualan itu masih mini, yakni 2%. Dus, Trisula International belum mematok target besar.

Meskipun begitu, bukan berarti Trisula International tak ingin mengembangkan penjualan e-commerce. "Pasti dikembangkan karena opportunity cukup besar dan kami sudah punya portal sendiri," ujar Rudolf.

Mengingatkan saja, Trisula International melansir situs belanja online Desember 2014. Kala itu, mereka mengaku menyiapkan dana Rp 5 miliar untuk pengembangan bisnis online ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×