Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen, PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) berencana meningkatkan kinerja lewat produk seragam. Selain itu, perusahaan juga akan berinvestasi dengan meningkatkan instalasi mesin IPAL untuk mengelola limbah.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019 (unaudited), BELL mencetak peningkatan laba bersih sebesar 69,47%, dari Rp 8,11 miliar pada semester I-2018 menjadi Rp13,74 miliar pada semester I-2019.
Saat ini perusahaan berkode saham BELL ini memproduksi kain atau fabric yang terbuat dari 100% polyester serta kombinasinya dengan rayon dan katun.
Baca Juga: Trisula Textile (BELL) alokasikan capex Rp 12 miliar
Dikenal di dalam dan luar negeri dengan merek Bellini dan Caterina. Sedangkan untuk poduk jadi berupa kain dan seragam yang didistribusikan melalui jaringan distribusi anak usaha.
Direktur Utama BELL, Karsongno Wongso Djaja menjelaskan semester I-2019 kinerja baik karena banyak mendapatkan banyak permintaan pembuatan seragam. Keperluan seragam tersebut untuk kebutuhan perusahaan perbankan, otomotif, maupun pemerintah.
"Kami optimistis penjualan tahun ini double digit dan laba bersih bisa meningkat di atas rata-rata industri," kata Karsongno kepada Kontan.co.id, Jumat (2/8). Dari data Kemenperin, pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional pada tahun 2018 tercatat di angka 8,73%.
Baca Juga: Trisula Textile (BELL) bagi dividen Rp 5,07 miliar
Menurutnya fokus perusahaan di seragam untuk bisa berkompetisi dengan produk kain impor yang banyak masuk di Indonesia.
Dengan adanya produk seragam, membuat adanya nilai tambah dari bahan kain saja. "Kami lihat peluang besar sekali di seragam. Pasarnya niche tapi kebutuhannya besar," katanya.
Untuk rencana ekspansi kapasitas masih dalam road map lima tahun ke depan. Menurutnya lahan pabrik di Cimahi, Jawa Barat masih ada ruang untuk ditingkatkan. Sebab luas lahan pabrik masih luas yakni 13,5 hektare. "Tapi untuk tahun ini belum kita ekspansi karena utilisasi produksi masih 70%," katanya.
Baca Juga: Trisula Textile (BELL) mencetak pertumbuhan laba hingga 62%
Saat ini total kapasitas pabrik di Cimahi, Jawa Barat sekitar 1,1 juta yard per bulan. Menurutnya bila ada peningkatan produksi arahnya ke industri 4.0.
Catatan saja, industri TPT merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang tengah diprioritaskan pengembangannya sebagai pionir dalam peta jalan penerapan revolusi industri keempat.
Pemerintah akan mendorong industri TPT untuk memanfaatkan teknologi digital seperti 3D printing, automation, dan internet of things. "Kami saat ini tentu akan meningkatkan kemampuan teknologi mesin yang sudah ada," jelasnya.
Baca Juga: Kendati rugi kurs, Trisula Textile (BELL) tetap bukukan peningkatan laba bersih
Oleh karena itu, tahun ini perusahaan menganggarkan capex sebesar Rp 20 miliar sampai Rp 25 miliar. Sumber dananya dari internal. Tentu saja dana tersebut untuk membeli mesin weaving dan mengganti mesin lama yang sudah tidak produktif.
Selain itu ada rencana modifikasi, rekondisi, dan revitalisasi permesinan yang semuanya bertujuan akhir untuk meningkatkan kualitas dan keunikan daripada produk.
Hal ini juga implementasi strategi kaizen strategi kaizen untuk menghasilkan continuous improvement. Yakni melalui perbaikan proses, cara kerja dan peremajaan mesin produksi yang lebih modern, sehingga meningkatkan efisiensi antar proses produksi, meminimalkan waktu produksi, mengurangi bahan baku yang terbuang, dan mengurangi jumlah produk akhir yang cacat.
Pada semester I-2019, BELL membukukan penjualan bersih (unaudited) sebesar Rp261,71 miliar, bertumbuh sebesar 44,99% dibandingkan nilai penjualan bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp180,49 miliar.
Baca Juga: Trisula Textile mengejar target pertumbuhan tahun ini
Penjualan BELL di semester pertama 2019 masih didominasi penjualan domestik yang memberikan kontribusi sebesar 95,68% terhadap total penjualan, naik sebesar 50,90% dari Rp165,94 miliar di semester I-2018 menjadi Rp250,40 miliar di semester I-2019. Sementara itu, penjualan ekspor yang berkontribusi 4,32% mengalami penurunan dari periode yang sama tahun lalu.
Tahun ini kontribusi ekspor masih terbesar dari Jepang, Vietnam, Middle East, Colombo, Inggri, Amerika Serikat, Amerika Selatan dan juga Australia. Sedangkan domestik untuk penjualan ke 100-150 toko rekanan dan juga untuk suplai ke grup Trisula.
"Tantangan perang dagang dan juga tantangan lain dalam negeri hanya bisa diatasi lewat inovasi," pungkasnya.
Pencapaian tersebut tidak terlepas dari konsistensi Perseroan dalam menggerakkan strategi kaizen untuk menghasilkan continuous improvement.
Baca Juga: Efisiensi berjalan baik, Trisula Textile Industries optimistis capai target tahun ini
“Capital Expenditure (capex) pada tahun 2019 ini akan kami gunakan untuk membeli mesin weaving dan mengganti mesin lama yang sudah tidak produktif. Selain itu ada rencana modifikasi, rekondisi, dan revitalisasi permesinan yang semuanya bertujuan akhir untuk meningkatkan kualitas dan keunikan daripada produk kami, ” ujar Nurwulan Kusumawati, Direktur / Sektretaris Perusahaan BELL.
Selain itu, Perseroan juga konsisten untuk menetapkan strategi manajemen yang terintegrasi, menjaga produksi dan efisiensi, serta produktivitas supply chain management.
Targetnya adalah meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas, memperpendek lead time, dan menciptakan produk yang kompetitif.
Baca Juga: Simak jadwal pembayaran dividen Trisula Textile (BELL)
Serta program peningkatan kompetensi di semua level karyawan. Kenaikan tingkat kualitas produk dan program efisiensi yang berjalan efektif tersebut menunjang pertumbuhan BELL.
BELL juga berencana untuk bertanggung jawab dalam menangani persoalan limbah Citarum sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Salah satu langkahnya yakni berinvestasi dalam pengelolaan limbah dengan membeli mesin baru di IPAL.
Direktur Utama BELL, Karsongno Wongso Djaja menjelaskan total investasi mesin baru mencapai Rp 6,5 miliar. Mesin ini nantinya akan mengelola limbah hasil produksi. "Tentu saja kami menargetkan perusahaan ini menjalankan konsep green industry," jelasnya.
Baca Juga: BELL membidik pertumbuhan bisnis 8% tahun ini
Sebelumnya Hendi Suwarto, Direktur Integrated Supply Chain PT Trisula Textile Industries Tbk dalam channel resmi youtube (https://www.youtube.com/watch?v=xfc-xd_yi9w) BELL menjelaskan kapasitas produksi di pabrik mencapai 700.000 sampai 800.000 yard per bulan.
Hasil limbah mencapai 800 kubik sampai 1.000 meter kubik. Perkiraan biaya untuk pengelolaan limbah Rp 7.000 per meter kubik atau dapat dikonversi Rp 450 per yard.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News