Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga belas pekerja tewas dan 38 lainnya luka-luka akibat dalam ledakan tungku peleburan nikel milik Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) pada hari Minggu (25/12).
Ledakan terjadi ketika para pekerja sedang memperbaiki tungku dan memasang pelat-pelat pada pukul 5:30 pagi hari Minggu (2130 GMT hari Sabtu)
Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengatakan dalam sebuah pernyataan menyebutkan, insiden ini menewaskan delapan orang pekerja Indonesia dan lima orang pekerja China. Api telah berhasil dipadamkan pada pukul 09:10 pagi waktu setempat.
Baca Juga: Tungku Smelter Meledak di Morowali, 12 Orang Dikabarkan Meninggal
"Berdasarkan investigasi awal, ledakan (kemungkinan) disebabkan karena masih ada cairan pemicu ledakan di bagian bawah tungku. Saat proses perbaikan, ledakan terjadi," kata juru bicara IMIP dikutip dari Reuters.
Ledakan pertama memicu beberapa ledakan lain karena ada banyak tabung oksigen yang digunakan untuk mengelas dan memotong komponen tungku untuk perbaikan, tambah juru bicara tersebut.
IMIP adalah kawasan industri yang berfokus pada nikel yang dimiliki oleh Tsingshan China dan mitra lokalnya, Bintang Delapan Group, yang memproduksi baja tahan karat dan baja karbon. ITSS adalah salah satu penyewa di kawasan industri tersebut.
IMIP akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyelidiki insiden ini dan menanggung semua biaya perawatan bagi para korban, kata perusahaan.
Baca Juga: Smelter Beroperasi Akhir 2024, Freeport Berniat Ajukan Relaksasi Ekspor Konsentrat
Nikel menjadi semakin penting bagi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, produsen nikel terbesar di dunia, dengan miliaran dolar investasi global yang mengalir setelah pemerintah melarang ekspor bijih yang belum diproses pada tahun 2020.
Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini sedang mencoba mengembangkan industri hilir nikel dan menarik investasi besar dari produsen kendaraan listrik dan baterainya.
Namun, beberapa kecelakaan fatal telah terjadi di industri pengolahan nikel Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin mengembangkan sektor ini, tetapi juga menyerukan perbaikan dalam hal keselamatan dan berjanji untuk meningkatkan pemantauan standar lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News