kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Turun di awal tahun, UNTR yakin kinerja jasa pertambangan masih bisa dijaga


Sabtu, 18 Juli 2020 / 12:10 WIB
Turun di awal tahun, UNTR yakin kinerja jasa pertambangan masih bisa dijaga


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) berupaya menjaga performa bisnis jasa pertambangannya di tengah tren penurunan harga batubara global.

Sekadar catatan, UNTR menjalankan bisnis jasa pertambangan melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara (Pama). Per bulan Mei 2020, volume pengupasan lapisan batuan penutup atau overburden romeval Pama turun 11,08% (yoy) menjadi 349,9 juta bank cubic meter (bcm). 

Baca Juga: Pemerintah targetkan reklamasi bekas lahan tambang seluas 7.000 hektare di 2020

Adapun produksi batubara Pama turun 9,25% (yoy) ke level 46,1 juta ton hingga bulan Mei lalu.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengaku, pihaknya belum begitu risau seiring adanya penurunan kinerja operasional bisnis jasa pertambangan tersebut. UNTR pun akan berusaha menyesuaikan target-target kinerja operasionalnya dengan ekspektasi dari para pelanggan. 

Harapannya, kinerja jasa pertambangan UNTR dapat tetap stabil di tengah ketidakpastian harga batubara. “Kami juga terus memantau perkembangan pasar batubara selanjutnya, jadi masih dinamis,” kata dia, Jumat (17/7).

Guna menjaga kinerja operasional Pama, perusahaan ini akan mempertahankan produktivitas sebagai kontraktor tambang secara efektif dan efisien.

Baca Juga: Sah! 30 perusahaan batubara minta naik produksi, ingin harga terus turun?

Sara menambahkan, UNTR merevisi nilai capital expenditure (capex) atau belanja modal di tahun ini dari US$ 450 juta menjadi di kisaran US$ 230 juta—US$ 250 juta. Dari jumlah tersebut, 60% di antaranya ditujukan untuk pengembangan bisnis jasa pertambangan.

Nantinya, Pama akan menggunakan sebagian besar alokasi capex di tahun ini untuk mengganti alat berat yang sudah usang. “Sisanya adalah capex untuk pemeliharaan atau maintenance,” sambung Sara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×