Reporter: Monika Novena | Editor: Edy Can
JAKARTA. Uji coba sistem jalur melingkar yang dilakukan PT Kereta Api kemungkinan bakal diperpanjang. Pasalnya, uji coba yang dilakukan pada 1 Desember hingga 4 Desember lalu dianggap belum berhasil.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tunjung Inderawan menilai, pelaksanaan ujicoba jalur melingkar pada hari pertama berlangsung kacau. Menurutnya, PT Kereta Api belum siap menerapkan pola perjalanan yang baru. "Terjadi penumpukan penumpang dan keterlambatan kereta saat uji coba hari pertama sistem loopline kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek,” kata Tundjung, akhir pekan lalu (2/12).
Selain, Tunjung menilai, sosialisasi pelaksanaan sistem perjalanan melingkar ini masih minim. Dia mengatakan, banyak penumpang kereta api yang belum memahami dari perubahan operasi tunggal menjadi pola melingkar.
“Kekacauan dari sistem loop line pada uji coba akan menjadi bahan evaluasi. Tidak menutup kemungkinan perpanjangan waktu sebelum menerapkan secara penuh dari pola jalur melingkar,” kata Tundjung
Pola perjalanan dengan menggunakan sistem loopline (jalur lingkar) ini tetap memungkinkan masyarakat pengguna KRL Jabodetabek berhenti di setiap stasiun. Hanya saja dengan sistem perjalanan yang baru ini pengguna tidak bisa langsung menuju tujuannya seperti sebelumnya. Ambil contoh saja rute Senen-Bekasi yang dulu bisa ditempuh dengan sekali jalan.
Namun dengan implementasi pola melingkar pengguna harus berputar melalui stasiun kampung bandan-stasiun Duri-stasiun tanah abang dan transit di stasiun manggarai terlebih dahulu. Baru kemudian berganti KRL yang menuju Bekasi.
Untuk itu, Tunjung berharap Kereta Api mempersiapkan sarana dan rencana pelaksanaan sistem jalur melingkar ini dengan baik. Dia mencontohkan dalam hal kesiapan stasiun untuk mendukung secara penuh pelaksanaan pola perjalanan baru ini. "Dengan menggunakan sistem loopline kan pengguna KRL yang harus dinamis berpindah kereta. Nah bagaimana pergantian antar peron itulah yang harus di iringi dengan fasilitas yang memadai," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News