kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

UNIDO Jajaki Peluang Pengembangan Industri Hijau dan Hilirisasi Nikel di Indonesia


Selasa, 11 Maret 2025 / 17:45 WIB
UNIDO Jajaki Peluang Pengembangan Industri Hijau dan Hilirisasi Nikel di Indonesia
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy (ketiga kiri) bersama United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) mengumumkan potensi pengembangan kerjasama industri berbasis lingkungan serta hilirisasi mineral kritis seperti nikel.

“Kami menyambut baik inisiatif UNIDO dalam penguatan standardisasi kawasan industri berbasis lingkungan. Hal ini sejalan dengan kebijakan Kemenperin yang tengah menyusun regulasi terkait kawasan industri berwawasan lingkungan,” kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (11/3).

Baca Juga: Asosiasi Penambang Nikel Indonesia(APNI) Khawatirkan Rencana Kenaikan Royalti Minerba

Sebelumnya pada Rabu (5/3) lalu, Kemenperin menerima kunjungan UNIDO di Jakarta. Dirjen KPAII menegaskan bahwa UNIDO memiliki peran strategis dalam mendukung percepatan transformasi industri nasional. Beberapa peluang kerja sama dibahas pada pertemuan tersebut.

“UNIDO menyampaikan ketertarikannya untuk mengembangkan program peningkatan kapasitas tenaga kerja di sektor industri, bekerja sama dengan perguruan tinggi di China dan Eropa. Selain itu, UNIDO juga mengusulkan kolaborasi dalam pengelolaan dan daur ulang baterai lithium dari industri kendaraan listrik,” tutur Tri.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta menyoroti pentingnya penguatan rantai pasok industri nikel di Indonesia.

“Kami ingin memastikan bahwa hilirisasi nikel tidak hanya berhenti pada produksi bahan baku, tetapi juga mencakup pengembangan teknologi daur ulang baterai. Dengan begitu, industri kendaraan listrik nasional bisa lebih mandiri dan kompetitif di pasar global,” jelasnya.  

Baca Juga: Smelter Nikel Senilai US$ 3 Miliar Pangkas Produksi, Ini Penyebabnya

Dalam kesempatan yang sama, Managing Director UNIDO, Ciyong Zou, mengapresiasi langkah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem industri hijau dan hilirisasi mineral.

“Indonesia memiliki potensi besar dalam industri manufaktur dan sumber daya mineral. UNIDO siap mendukung penguatan infrastruktur industri yang berkelanjutan, termasuk melalui transfer teknologi dan pendampingan teknis,” ungkap Zou.

Selain membahas peluang kerja sama, Kemenperin dan UNIDO juga mengevaluasi pelaksanaan Indonesia-UNIDO Country Programme (IUCP) 2021-2025.

Program ini telah mencakup berbagai inisiatif strategis, seperti Global Eco-Industrial Parks Programme (GEIPP) yang kini memasuki tahap lanjutan dengan melibatkan lima kawasan industri di Indonesia.

Ke depan, Kemenperin dan UNIDO berkomitmen untuk terus memperluas cakupan kerja sama, termasuk di sektor digitalisasi industri dan ekonomi sirkular. 

Baca Juga: Harga Nikel Melejit, Begini Dampaknya Bagi Emiten Produsen Nikel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×