Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menghadapi kesenjanga dalam pemenuhan kebutuhan talenta digital. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), jumlah kebutuhan talenta digital nasional diproyeksikan mencapai 12,09 juta. Namun, ketersediaan aktual hanya sekitar 9,34 juta. Jadi hingga tahun 2030 masih kekurangan 2,74 juta talenta
Saat ini dominasi pertumbuhan talenta digital masih terpusat di Pulau Jawa. Hal ini dipengaruhi oleh empat dimensi utama, yakni infrastruktur, sumber daya manusia, literasi digital. Jawa memang infrastrukturnya kuat.
Maka, berbagai pihak berupaya menutup kesenjangan ini. Amazon Web Services (AWS) Indonesia misalnya, mencatat telah melatih lebih dari satu juta talenta digital di Indonesia sejak 2017. Caranya, melalui berbagai program pengembangan keterampilan berbasis cloud computing.
Head of Training AWS Indonesia, Yashinta Bahana menjelaskan, peningkatan kebutuhan tenaga kerja terampil di bidang teknologi mendorong AWS terus memperluas jangkauan pelatihannya agar manfaat transformasi digital dirasakan secara merata.
Baca Juga: Cetak Talenta Data Digital, Komdigi dan DQLab Luncurkan Pelatihan Gratis
“Kami memastikan setiap talenta Indonesia, baik yang tinggal di kota besar maupun di daerah, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Cloud adalah fondasi utama ekonomi digital masa depan,” papar Yashinta, belum lama ini.
AWS telah melatih talenta digital melalui berbagai inisiatif. Seperti AWS Skills Guild, AWS Educate dan AWS re/Start..
“Pencapaian ini menunjukkan potensi besar talenta Indonesia untuk bersaing di tingkat global, terutama di bidang teknologi berbasis cloud,” katanya.
Salah satu program yang turut mendorong capaian tersebut adalah WS Back-End Academy, hasil kerjasama dengan Dicoding Indonesia. Program ini memberikan pengalaman belajar berbasis proyek (project-based learning) agar peserta siap kerja di bidang teknologi.
Salah satu alumninya, Sabrina Zulfa Wahidah asal Kediri, kini bekerja sebagai DevOps Engineer di HOSTi. Ia mengaku pelatihan tersebut menjadi titik balik dalam kariernya.
“Saya tidak punya latar belakang teknologi informasi, tapi lewat AWS Back-End Academy saya bisa belajar dari nol sampai akhirnya diterima di industri teknologi. Programnya aplikatif dan sangat relevan dengan kebutuhan perusahaan saat ini,” tutur Sabrina.
Menurut Yashinta, kisah seperti Sabrina menggambarkan dampak nyata pelatihan digital bagi masyarakat luas. “Keterampilan digital adalah kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih inovatif dan berkelanjutan" ujar dia,
Selanjutnya: Otorita IKN: Ada Komitmen Investasi Rp 225,02 Triliun di Setahun Pemerintahan Prabowo
Menarik Dibaca: 7 Anime Kuliner Terbaik di Crunchyroll, Wibu dan Pecinta Makanan Wajib Tonton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













