kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,72   14,42   1.59%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UPDATE: Kakao Jangan Jadi Anak Bawang


Jumat, 23 Juli 2010 / 11:06 WIB
UPDATE: Kakao Jangan Jadi Anak Bawang


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Berlakunya Bea Keluar (BK) kakao mulai 1 April 2010 lalu tidak membikin eksportir kakao default atau gagal bayar.

"Semua lancar dan tidak ada eksportir kakao yang default," kata Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar usai membuka Musyarawah Nasional (Munas) Asosiasi Industri Kakao Indonesia (Askindo) di Jakarta, Jumat (23/7).

Mahendra menegaskan, pemberlakuan kebijakan ekspor kakao mulai April ternyata tidak banyak berpengaruh bagi kinerja ekspor kakao. "Lima bulan terakhir ekspornya meningkat dibandingkan tahun lalu," jelas Mahendra.

Berdasarkan data ekspor Kementerian Perdagangan, ekspor kakao hanya terpengaruh pada bulan pertama saat BK kakao mulai berlaku. Sesudahnya, kinerja ekspor tersebut kembali mengalami kenaikan.

Askindo sempat melaporkan adanya kerugian akibat BK yang dikenakan secara mendadak oleh pemerintah. Zulhefi Sikumbang Sekjen Askindo sebelumnya, eksportir awalnya tidak memperkirakan dan tidak menghitung adanya BK, sehingga ketika ditetapkan bulan April eksportir harus membayar ekstra sebesar 10% dari nilai ekspor.

Jangan jadi anak bawang

Mahendra meminta agar Askindo tidak menjadi anak bawang dalam pasar kakao internasional. Lebih-lebih, Indonesia merupakan negara produsen kakao terbesar ketiga di dunia; sehingga memiliki kekuatan untuk berperan memperkuat jaringan di pasar kakao dunia. Termasuk di dalamnya, soal kebijakan perdagangan kakao dunia.

"Jangan jadi anak bawang, dan jangan mau didikte terus," kata Mahendra.

Beberapa hal yang akan menjadi tantangan perdagangan kakao dunia kedepan diantaranya adalah food safety, standar mutu, kakao ramah lingkungan dan juga jaminan bisa ditelusuri tentang lahan tanam kakao yang ramah lingkungan.

"Sekarang isu ini belum mengemuka, tapi saya yakin ini hanya soal waktu saja," jelas Mahendra.

Hanya saja, sebelum isu tersebut mencuat ke permukaaan, Mahendra meminta Askindo untuk mempersiapkan diri dan melakukan penguatan jaringan dengan asosiasi-asosiasi kakao di belahan dunia lain. "Asosiasi ini jangan ribut membahas internal lagi. Sekarang kembangkan network dan jejaring internasional dan asosiasi lainnya," tegas Mahendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×