kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai Merger, Pelindo Lakukan Serah Operasi dan Imbreng Saham kepada Subholding


Rabu, 05 Januari 2022 / 14:39 WIB
Usai Merger, Pelindo Lakukan Serah Operasi dan Imbreng Saham kepada Subholding
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di dermaga bongkar muat peti kemas Pelabuhan Indonesia IV (Persero)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai bagian dari keseluruhan restrukturisasi BUMN Pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mengambil dua langkah aksi korporasi pada perusahaan subholding  kelolaan Pelindo.

Dua langkah yang ditempuh yakni serah operasi bisnis dan inbreng atau pengalihan saham Pelindo pada anak perusahaan kepada subholding sesuai klaster bisnis masing-masing. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat bisnis inti Pelindo pasca merger.  

Sebelumnya, empat Subholding Pelindo telah secara resmi efektif beroperasi per 1 Januari 2022. Hal ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan serah operasi bisnis dari Pelindo kepada PT Pelindo Terminal Petikemas, PT Pelindo Multi Terminal, PT Pelindo Jasa Maritim, dan pengalihan usaha kepada PT Pelindo Solusi Logistik pada 29 Desember 2021 lalu.

Wakil Direktur Utama Pelindo Hambra menyebut, merger yang Pelindo lakukan adalah perubahan mekanisme bisnis pada pelabuhan di Indonesia. Tadinya pembagian bisnis Pelindo dilakukan berdasarkan wilayah kerja, kemudian berubah menjadi pembagian bisnis berdasarkan klaster bisnis.

Baca Juga: Pelindo Buka Peluang Kerjasama Strategis dengan Pelabuhan Patimban

"Sehingga setelah proses merger selesai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penataan bisnis sesuai klaster bisnis,” ujar dia dalam siaran pers di situs Kementerian BUMN, Rabu (5/1).

Dalam keberadaannya, Subholding Pelindo ini memiliki tiga tugas utama, yakni menentukan kebijakan layanan pelabuhan sesuai lini bisnisnya yang selaras dengan kebijakan strategi Pelindo, menjalankan kuasa dan tugas operasional dari Pelindo, serta sebagai revenue generator.  

Pembentukan empat subholding di bawah Pelindo ini dilakukan untuk mengelola bisnis inti perusahaan. Masing-masing subholding ini juga menjadi induk bagi anak perusahaan eks Pelindo I-IV sesuai dengan lini bisnisnya.

“Serah operasi antara Pelindo kepada subholding ini terhitung mulai tanggal 1 Januari 2022 dan untuk bentuk kerjasamanya kami menggunakan skema revenue sharing,” kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.

Setelah proses serah operasi, kemudian dilanjutkan dengan pengalihan saham (inbreng)  Pelindo pada anak perusahaan kepada subholding sesuai klaster pelayanan peti kemas, pelayanan non peti kemas/multi terminal, dan pelayanan jasa maritim atau pada tiga subholding Pelindo yakni PT Pelindo Terminal Petikemas, PT Pelindo Multi Terminal, PT Pelindo Jasa Maritim.

Proses restrukturisasi Pelindo ini kemudian akan dilanjutkan dengan pemurnian bisnis anak dan cucu perusahaan Pelindo di masing-masing klaster.  

"Pada tanggal 1 Januari 2022, subholding yang sudah menandatangani dokumen pada tanggal 29 Desember 2021 secara resmi telah aktif beroperasi. Dan 3 Januari 2022, melalui proses inbreng saham anak perusahaan resmi berada di bawah subholding dan menjadi business operator masing-masing klaster. Pengalihan saham dikompensasikan dengan penambahan penyertaan modal Pelindo di Subholding,” ungkap Arif.

Dalam prosesi penandatanganan akta pengalihan saham (inbreng) anak perusahaan Pelindo kepada Subholding ini turut disaksikan secara daring oleh Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, secara langsung oleh Desty Arlaini Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN, Komisaris Utama Pelindo, Direksi Pelindo, Komisaris Utama dan Subholding Pelindo, serta Direksi Anak Perusahaan Pelindo.  

“Kerja keras ini belum tuntas, masih banyak tahapan-tahapan yang masih harus diselesaikan. Dan dalam hal ini, saya mengapresiasi manajemen Pelindo untuk membawa Pelindo menjadi the real world class port,” ujar Komisaris Utama Pelindo, Laksamana TNI (Purn.) Marsetio.

Baca Juga: Erick Thohir: Merger Pelindo akan mengatasi berbagai kendala

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menyebut, tahapan inbreng saham ini merupakan salah satu yang terpenting bagi Pelindo. "Kita akan mulai melakukan value creation dan menciptakan bisnis model baru yang diharapkan menjadi lokomotif pertumbuhan pendapatan, EBITDA, maupun value creation dari Pelindo Group ke depan,” terang dia.

Dia menambahkan, pembentukan subholding ini diharapkan mampu menajamkan core competence masing-masing subholding. Ini adalah langkah utama tujuan merger Pelindo di mana pemerintah ingin membuka value dan membuat spesialisasi-spesialisasi yang nantinya menumbuhkan kompetensi-kompetensi yang bisa bersaing di masing-masing Subholding.

"Tentunya saya mengapresiasi langkah cepat ini, semuanya tepat dengan sasaran dan delivery yang sudah kita harapkan di awal,” imbuhnya.    

Dalam laporannya, Hambra menyatakan bahwa target value creation (earning before tax) dari merger Pelindo hingga tahun 2025 adalah Rp 4,3 triliun hingga Rp 7,4 triliun. Capaian value creation per 31 Desember 2021 telah terealisasi lebih dari Rp 600 miliar yang berasal dari optimalisasi financing cost dan pengadaan bersama.

Diharapkan tahun 2022 capaian value creation tersebut akan jauh lebih besar lagi melalui aksi korporasi dan inisiatif strategis yang telah direncanakan sebelumnya.

“Harapan kami pada kuartal II-2022, bisnis inti perusahaan pada masing-masing subholding telah tertata dengan baik sehingga dapat terkonsolidasi sesuai klaster bisnisnya masing-masing,” pungkas Arif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×