Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengakui bahwa kompetisi di pasar semakin ketat. Apalagi dengan mulai banyaknya pemain yang menjajal pasar semen di Indonesia.
Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR mengatakan, setidaknya ada 15 perusahaan yang bersaing di pasar semen dalam negeri. Sementara, industri ini juga menghadapi kondisi over supply yang mengakibat harga produk cenderung turun.
"Sekarang harga tertekan, kenaikannya tidak bisa banyak. Oleh karena itu perlu dikelola di tengahnya," ujar Agung kepada Kontan.co.id, Senin (17/12). Yang dimaksud dikelola di tengah, antara lain bagaimana perseroan mampu mengatur lini produksi khususnya biaya pabrikan agar dapat lebih efisien.
Apalagi di tahun depan, Pemilu diperkirakan sedikit banyak mempengaruhi industri ini. Tampaknya beberapa proyek yang baru bakal menunggu suasana kondusif untuk memulai pekerjaannya, adapun Agung memprediksikan volume penjualan semen nasional hanya mengalami pertumbuhan kisaran 4%.
Soal utilisasi, SMGR mengaku pabrikannya diatas rata-rata utilisasi industri dalam negeri. "Di Semester II ini mendekati 90%, sedang nasional rata-rata hanya 65%," terang Agung. Saat ini kapasitas produksi SMGR secara konsolidasi diketahui mencapai 38,2 juta ton per tahunnya dengan market share SMGR di dalam negeri sekitar 40%.
SMGR berencana mengakuisisi PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang diketahui memiliki kapasitas mencapai 14 juta ton per tahun. Market share SMCB diprediksi mencapai 13%-15%, dengan demikian jika akuisisi terlaksana penguasaan pasar SMGR berpeluang semakin membesar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News