kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Vietnam Stop Kebijakan Safeguard Float Glass dari Indonesia


Selasa, 16 Maret 2010 / 10:37 WIB


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Test Test


JAKARTA. Sekarang industri float glass dalam negeri bisa kembali tersenyum karena masih bisa melakukan ekspor ke Vietnam. Pasalnya, otoritas pengamanan perdagangan dari Vietnam mencabut pemberlakuan safegurad float glass yang salah satunya di isi oleh industri dari Indonesia.

“Melalui surat keputusan dari Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam tanggal 23 Februari 2010, Vietnam sudah memutuskan untuk menghentikan penyelidikan tindakan safeguard terhadap produk float glass,” kata Ernawati, Direktur Pengamanan Perdagangan, Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin (15/3).

Ernawati menyebutkan, Otoritas Perdagangan Vietnam tersebutu (Competition Administration Department) dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam) memulai penyelidikan tindakan safeguard terhadap produk float glass Indonesia (HS.7005 29 90 00, 7005 21 90 00) pada tanggal 1 Juli 2009 silam.

Dalam prosesnya penyelidikan tersebut sampai dengan dikeluarkan keputusan pencabutan penyelidikan, Direktorat Pengamanan Perdagangan mengaku secara aktif melakukan loby, konsultasi da melakukan submisi atas keputusan penyelidikan tersebut. “Kita secara aktif mendampingi kebijakan itu agar tidak dilanjutkan,” kata Ernawati. Salah satu yang dilakukan adalah melakukan pembelaan berupa melalui penyampaian sanggahan dan konsultasi dengan Otoritas Safeguard Vietnam di Hanoi pada 10 November 2009.

Kebijakan pengamanan perdagangan berupa safeguard dikeluarkan Vietnam karena adanya permintaan dari industri dalam negeri Vietnam yang merasakan adanya kerugian akibat kalah bersainag dengan produk impor. Menurut Ernawati, hal itu terjadi karena tingginya pengeluaran industrinya dalam hal pengeluaran dari bahan baku, permintaan domestik akibat krisis ekonomi, dan indikasi adanya perdagangan ilegal.

Namun dalam hasil penyelidikan sementara yang dilakukan, akhirnya otoritas perdagangan Vietnam lewat Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam, Vu Huy Hoang akhirnya memutuskan pengenaan safeguards sebagai instrumen yang tidak tepat. Alasannya, produksi dalam negeri Vietnam secara bertahap telah pulih ketika harga bahan mentah makin mendekati harga dunia.

Perusahaan Indonesia yang melakukan aktivitas ekspor ke Vietnam itu adalah PT. Asahimas Flat Glass Tbk dan PT. Mulia Glass. Selain perusahaan yang ada Indonesia, ada juga perusahaan lainnya yang berasal dari empat belas negara seperti Cina, Thailand, Filipina, Jepang, Taipei, Singapura, Malaysia, Korea, India, Belgia, AS, Hongkong, Swiss, dan juga Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×