Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski belum terlihat secara nyata, Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI) menilai merebaknya virus corona di China tetap bisa mempengaruhi kegiatan ekspor batubara dari Indonesia ke negara tersebut.
Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia bilang, secara kasar ada kemungkinan permintaan energi dari China bisa turun sekitar 15%--20% akibat penyebaran virus Corona. Jika asumsinya demikian, bisa saja China bakal kesulitan menyerap ekspor batubara dari negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Kinerja 4 emiten batubara ini: PTBA, ADRO, DOID & ITMG kompak tergerus di 2019
Di sisi lain, virus corona justru bisa mendorong permintaan impor batubara dari China. Ini mengingat sejumlah perusahaan batubara di negeri Tirai Bambu mengalami kendala operasi lantaran wabah virus corona.
Hanya saja, Hendra belum bisa menilai skenario mana yang akhirnya benar-benar terjadi, apakah ekspor batubara Indonesia ke China turun atau justru sebaliknya. “Kami juga belum dapat data yang pasti mengenai kondisi ekspor batubara ke China,” kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (4/3).
Yang pasti, lanjut Hendra, untuk saat ini dampak yang terlihat akibat virus corona adalah kapal-kapal yang mengangkut batubara dari Indonesia ke China harus melalui proses karantina selama beberapa hari. Kondisi ini membuat proses pengangkutan batubara menjadi lebih lama dari biasanya.
Baca Juga: Tarif listrik tak naik hingga Juni, ini yang dilakukan PLN
Dalam berita sebelumnya, Direktur Hubungan Investor PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) Yulius Gozali juga mengaku, kapal-kapal yang mengangkut hasil produksi batubara ITMG ke China mesti menjalani pemeriksaan kesehatan yang ketat dari petugas di pelabuhan.
Namun, ia menyebut secara umum tidak ada masalah berarti terkait pengiriman batubara ke China sejauh ini.