Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk anggarkan belanja modal Rp 200 miliar tahun ini. Dana itu akan digunakan untuk melanjutkan ekspansi perseroan di tahun ini.
Direktur Visi Telekomunikasi Infrastruktur, Alexandra Yota Dinarwanti menyebutkan tahun ini perseroan berencana menambah tower sebanyak dua kali lipat lipat. "Kami akan tambah order 400 tower yang 100% kami bangun sendiri," ujarnya usai RUPSLB di Jakarta, Jumat (31/1).
Baca Juga: Ini jajaran direksi Visi Telekomunikasi Infrastruktur (GOLD) yang baru
Sepanjang tahun lalu, emiten dengan kode saham GOLD di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menutup tahun dengan memiliki tower sebanyak 343 menara. Dengan demikian, jika terealisasi maka anak usaha PT Tower Bersama Infrastructure Tbk ini akan memiliki 743 menara.
Untuk memuluskan rencana tersebut, perseroan menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar. Adapun dana tersebut akan mengandalkan sisa rights issue tahun lalu dan pinjaman bank.
Asal tahu saja, GOLD mencatat sisa rights issue tahun lalu sebesar Rp 79,14 miliar dari total Rp 212,75 miliar. "Nanti akan campur blended dengan capex tahun ini," lanjutnya.
Presiden Direktur PT Permata Karya Perdana (PKP), Sani Imanudin Maksum menambahkan untuk pemasangan menara anyarnya tidak akan terfokus pada daerah tertentu.
Baca Juga: Moratelindo garap proyek saluran kabel optik dan menara microcell pole di Semarang
Yang jelas, pihaknya masih terus menjalin kerjasama dengan Alfamart untuk menggunakan lahannya guna membangun infrasrtukturnya. "Karena lokasi Alfamart cukup bagus karena ada di jalan raya, persimpangan, dan segala macam, serta sudah terbentuk juga area di sekitar perumahan," jelasnya.
Berdasarkan website perseroan, perusahaan telekomunikasi ini telah menjangkau Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.
Dari rencana ekspansi tersebut, manajemen bilang pembangunan sarana infrastruktur telekomunikasinya itu 90% merupakan micro cell pole (MCP). Sekedar informasi, MCP adalah tower dengan ketinggian sekitar 25 meter.
Baca Juga: Gandeng Facebook, Bali Towerindo (BALI) sediakan platform express wifi
"Karena banyak juga sekarang beberapa operator yang bangun tidak menggunakan radio microwave tapi fiber optic, sehingga ketinggian bukan jadi isu lagi karena biasanya ketinggian untuk close radio microwafe sekarang lebih fokus ke coverage aja," paparnya.
Yota kembali menjelaskan, dengan rencana tersebut perseroan membidik kinerja yang lebih baik di tahun ini. Sayang, ia enggan merincikannya.
Namun, ia menyebutkan dari sisi EBITDA tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. "Tahun 2019, kami menutup EBITDA di sekitar 56% dan tahun ini kami akan menutup EBITDA di 65%," tuturnya.
Baca Juga: Bali Towerindo (BALI) rilis obligasi tahap I senilai Rp 800 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News