kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,28   -14,21   -1.54%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wah, DDTC di Posisi Pertama Kategori Pro Bono Pajak Asia-Pasifik


Kamis, 25 Agustus 2022 / 16:02 WIB
Wah, DDTC di Posisi Pertama Kategori Pro Bono Pajak Asia-Pasifik
ILUSTRASI. Menara DDTC di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Atas konsistensinya dalam mendorong edukasi pajak yang inklusif, DDTC menjadi pemenang penghargaan pro bono pajak di level Asia-Pasifik.

Penghargaan diberikan International Tax Review (ITR), sebuah penyedia layanan informasi dan analisis global terkait perpajakan, dalam ajang Asia-Pacific Tax Awards 2022. DDTC memenangkan penghargaan kategori Pro bono Firm of the Year dalam ajang tersebut.

Penghargaan ini merupakan hasil pemeringkatan yang dilakukan ITR. Dengan riset independen serta cakupan firma dan praktisi pajak terkemuka di dunia, ITR membandingkan firma dan praktisi pajak dengan rekan sejawat (peers).

Dalam seremoni pemberian penghargaan secara virtual, Perwakilan dari ITR Siqalane Taho mengatakan kemenangan atas Pro bono Firm of the Year dilihat dari kontribusi DDTC dalam perumusan kebijakan pajak yang seimbang.

“Serta mengeliminasi asimetri informasi dalam masyarakat perpajakan,” ujarnya.

Dimintai tanggapan, Managing Partner DDTC Darussalam mengatakan pro bono bukan kegiatan corporate social responsibility (CSR) atau pemberian jasa profesional secara gratis. Pro bono, baginya, merupakan wujud konkret dalam menghidupi visi dan menjalankan misi perusahaan.

“Tanpa melihat untung-rugi dari berbagai aktivitas tersebut,” ujarnya, Kamis (25/8/2022).

Pro bono, menurutnya, juga tidak dapat dilepaskan dari konsep profesi konsultan pajak yang mulia atau terhormat (officium nobile). Dengan konsep ini, orientasi tidak hanya pada keuntungan, tetapi dedikasi atas keahlian untuk kepentingan pajak.

Berangkat dari konsep itulah, perolehan dari jasa profesional juga dikembalikan lagi oleh DDTC kepada masyarakat perpajakan. Menurutnya, ekosistem pajak yang lebih baik justru akan terbentuk jika siklus dari profesi di dalamnya tidak hanya berfokus pada aspek komersial.

Darussalam mengatakan seluruh pihak eksternal DDTC merupakan klien. Dengan demikian, ada tanggung jawab profesi pada komunitas perpajakan. Seluruh aktivitas yang dilakukan selalu berfokus untuk memenuhi tanggung jawab tersebut.

Apalagi, DDTC melihat permasalahan fundamental perpajakan di Indonesia tidak terlepas dari belum terbentuknya masyarakat melek pajak, masih rendahnya kepatuhan dan kesadaran pajak, terbatasnya jumlah basis pajak, serta belum banyaknya ahli pajak.

Berbagai faktor tersebut, lanjut Darussalam, tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah sendirian. Seluruh stakeholders terkait, termasuk perusahaan seperti DDTC, juga memiliki peran yang saling mengisi.

Darussalam mengatakan dalam kegiatan pro bono, DDTC selalu mendorong edukasi pajak yang inklusif dan sistem perpajakan yang lebih baik bagi seluruh elemen masyarakat. Salah satu kegiatannya adalah edukasi dan berbagi pengetahuan pajak melalui beragam publikasi.

Sejak berdiri pada 2007 hingga sekarang, konsultan pajak asal Indonesia ini aktif menerbitkan sebanyak 16 buku. Para pendiri dan karyawan DDTC juga aktif berkontribusi dalam publikasi nasional dan internasional. Mereka pun sering berbagi pengetahuan lewat media massa.

DDTC juga sering menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti seminar atau pelatihan, secara gratis. Selain itu, masyarakat juga bisa mendapat berbagai pengetahuan dan informasi perpajakan terkini dengan mengakses portal berita DDTCNews. 

Sumbangsih pemikiran DDTC, sambung Darussalam, tidak terlepas dari hasil riset yang konsisten dilakukan. Terlebih, DDTC mempunyai perpustakaan perpajakan dengan lebih dari 3.800 koleksi buku, jurnal, dan publikasi lain. Perpustakaan ini terbuka untuk umum.

Sejalan dengan hal tersebut, DDTC juga terlibat aktif dengan lingkungan pendidikan. Pasalnya, DDTC sudah mempunyai kerja sama pendidikan dengan 32 perguruan tinggi di Tanah Air.

DDTC dan perguruan tinggi melakukan riset bersama, merumuskan desain kurikulum pendidikan perpajakan, serta meningkatkan kapasitas para tenaga pengajar. Ada pula kesempatan magang agar para mahasiswa bisa memperoleh pengalaman langsung dengan praktisi. Selain itu, DDTC juga aktif memberikan beasiswa.

Darussalam mengatakan pemberian beasiswa juga menjadi bagian dari pelaksanaan salah satu misinya, yakni berinvestasi pada sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, SDM yang berkualitas akan memengaruhi berbagai upaya untuk mewujudkan sistem perpajakan yang seimbang.

Pemberian beasiswa untuk pihak eksternal juga diduplikasi dari skema yang sudah diterapkan untuk pegawai DDTC. Melalui Human Resources Development Programme (HRDP), pegawai DDTC tidak hanya berkesempatan menempuh pendidikan formal di luar negeri, tetapi juga mengikuti pelatihan dan sertifikasi secara gratis.

Setelah berkesempatan mendapatkan beasiswa, pegawai DDTC juga harus membagikan kembali pengetahuan baru kepada pegawai lainnya. Mereka juga didorong untuk berbagi kepada masyarakat melalui tulisan, baik artikel maupun buku. Skema ini menjadi wujud pembelajaran yang berkelanjutan.

Sebagai informasi, dalam Asia-Pacific Tax Awards 2022, DDTC juga masuk nominasi lima kategori lainnya. Sebanyak dua kategori di antaranya merupakan penghargaan tingkat regional Asia-Pasifik, yakni terkait dengan kebijakan perpajakan dan teknologi perpajakan.

“Terima kasih kepada seluruh pihak yang selama ini sudah berkolaborasi untuk edukasi perpajakan yang inklusif dan sistem pajak yang lebih baik. Semoga kerja sama ke depan makin kuat,” ungkap Darussalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×