kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.969.000   -22.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.875   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.613   -20,90   -0,32%
  • KOMPAS100 952   -3,65   -0,38%
  • LQ45 742   -2,91   -0,39%
  • ISSI 210   0,12   0,06%
  • IDX30 386   -1,41   -0,36%
  • IDXHIDIV20 465   -1,90   -0,41%
  • IDX80 108   -0,27   -0,25%
  • IDXV30 113   -0,30   -0,26%
  • IDXQ30 127   -0,67   -0,52%

Wajib SNI berlaku Mei, harga mainan akan naik


Rabu, 04 Februari 2015 / 10:17 WIB
Wajib SNI berlaku Mei, harga mainan akan naik
ILUSTRASI. Sejumlah pesepeda peserta Culturide Qatar-Indonesia 2023 melintasi Tugu Pal Putih di Yogyakarta, Rabu (7/6/2023). Kegiatan bersepeda dengan menempuh jarak 93 kilometer yang dimulai dari Benteng Vredeburg, Yogyakarta dan berakhir di Candi Borobudur, Jawa Tengah tersebut diikuti pesepeda dari Qatar dan Indonesia yang merupakan rangkaian Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pengusaha mainan anak bersiap mengerek harga sekitar 10% pasca wajib mengikuti aturan berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI). Meskipun harga naik, pengusaha tetap optimistis permintaan tetap meningkat.

Sebagai catatan, kewajiban memenuhi SNI bagi mainan anak akan berlaku mulai Mei 2015. Namun demikian saat ini sebagian pengusaha sudah mulai mengantisipasi aturan ini dan sudah menaikkan harga jual mereka. "Perusahaan yang sudah mengurus SNI dan sudah mendapatkan hasil, biasanya akan menaikkan harga produknya sekitar 10%," kata Danang Sasongko, Ketua Asosiasi Penggiat Mainan Edukatif dan Tradisional Indonesia (APMETI) kepada KONTAN, Selasa (3/2).

Pertimbangan pengusaha mengerek harga antara lain;  Pertama biaya pengurusan SNI tidak murah. Menurut dia, pengusaha harus merogoh ongkos sekitar Rp 6 juta hingga Rp 8 juta untuk tiap produk. Selain itu mereka juga harus mengeluarkan biaya rutin tiap enam bulan untuk melakukan pengujian SNI. Adapun SNI ini berlaku enam bulan.

Kedua, pengusaha masih merasakan dampak kenaikan tarif setrum sepanjang tahun lalu. Karenanya wajar jika mereka musti mengerek harga jual. Ketiga, harga bahan baku ikut mengalami kenaikan. "Seperti harga cat, naik 5%," kata Danang.

Akibatnya harga mainan rata-rata akan naik dari Rp 50.000, menjadi Rp 60.000–Rp 70.000 per unitnya. Meski demikian APEMTI optimistis omzet sekitar 40 perusahaan mainan juga naik menjadi sekitar Rp 19,2 miliar setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×