Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) bersama dengan PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) dan PT Perkebunan Nusantara IX (PTPN IX) terus mempercepat proses pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang fase 1 seluas 450 hektare (ha).
Dalam pengembangan KIT Batang tahap 1 ini akan dibangun beberapa fasilitas pendukung dan konektivitas kawasan, antara lain akses sementara kawasan, simpang susun tol KM 371+800, jalan sekunder sepanjang 11,4 km, jalan utama sepanjang 5,2 km, marketing gallery, perluasan stasiun dan dryport, jaringan listrik, suplai air baku, rumah susun sederhana sewa, dan IPAL Sampah.
Salah satu investor yang digaet adalah Wavin BV, produsen pipa asal Belanda yang akan berinvestasi di Indonesia senilai US$ 125 juta atau Rp 1,7 triliun dengan target produksi pada tahun 2022.
"Mengenai investor yang akan masuk ke KIT Batang, sementara pemasaran dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) sudah terkonfirmasi tenant yang akan letter of intent (LoI) sebesar 950 ha. Namun, tenant-tenant tersebut masih confidential kecuali Wavin," jelas Corporate Secretary PTPP, Yuyus Juarsa kepada kontan.co.id, Rabu (25/11).
Baca Juga: Kepala BKPM dapat komitmen investasi bernilai jumbo dari produsen susu
Yuyus menjelaskan, sesuai staging, fase 1 disiapkan 450 ha untuk tenant masuk dan mulai pembangunan di awal 2021. Sementara untuk fase berikutnya di cluster 3.100 ha akan siap dimulai 2022 dimana pembangunan instruktur dasar didanai oleh APBN 2021.
Saat ini, PTPP bersama dengan KIW dan PTPN IX tengah mempercepat progres pekerjaan pembangunan jalan akses sementara, perizinan, dan pembangunan marketing gallery. Adapun pekerjaan lapangan yang tengah dilakukan oleh PTPP, antara lain pembangunan jalan akses sementara telah mencapai progres sebesar 90%, clearing & grubbing zona 1 dengan progress sebesar 44,8%, cut & fill zona 1 dengan progress sebesar 1,32%, dan marketing gallery dengan progress sebesar 65%.
"Mengenai pembagian saham, PTPP memiliki share sebesar 35% dan untuk pendanaan investasi tersebut direncanakan untuk equity chip in berasal dari internal pendanaan PTPP," katanya.
Sebagai informasi, KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 ha. Pengembangan kawasan yang terletak di koridor industri utara pulau Jawa ini didasarkan pada konsep The Smart & Sustainable Industrial Estate untuk merespon revolusi industry 4.0 di Indonesia maupun global.
KIT Batang memiliki luas keseluruhan 4.300 ha dan dibagi menjadi tiga kluster di mana kluster 1 merupakan kluster yang akan dikembangkan pada fase 1, khususnya pada lahan seluas 450 ha.
Dari total luasan lahan sebesar 4.300 ha tersebut, sebesar 38,20% sebagai area industri dimana 37,45% diantaranya sebagai gross non-saleable area dan 62,55% akan digunakan sebagai gross saleable area.
Baca Juga: Berikut progres pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang yang digarap PTPP
Adapun pembagian tiga kluster tersebut, yaitu kluster 1 seluas 3.100 ha akan dilakukan pengembangan Industrial Estate & Industrial Township (Distrik Kreasi), kluster 2 seluas 800 ha akan digunakan untuk pengembangan Pusat Inovasi & Township (Distrik Inovasi).
Sedangkan, kluster 3 seluas 400 ha akan digunakan untuk pengembangan Pusat Rekreasi & Township (Distrik Rekreasi). Adapun pengembangan lahan fase 1 seluas 450 ha ini masuk ke dalam rencana pengembangan kluster 1, yaitu Distrik Kreasi.
Dalam kluster 1-Distrik Kreasi, tata guna lahan yang akan dikembangkan untuk area industri sebesar 49,17% dimana untuk gross non-saleable area sebesar 66,40% dan gross saleable area sebesar 33,60%. Dalam pengembangan Distrik Kreasi ini akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk 205.664 pekerja.
Sedangkan untuk kluster 2-Distrik Inovasi, tata guna yang akan digunakan untuk gross nonsaleable area sebesar 57,36% dan gross saleable area sbesar 42,64% dengan menciptakan lapangan kerja untuk 49.254 pekerja.
Kluster 3-Distrik Rekreasi, tata guna yang akan digunakan untuk gross non-saleable area sebesar 29,12% dan gross saleable area sebesar 70,88% dengan menciptakan lapangan kerja 56.392 pekerja.
Tata guna lahan industri mendominasi kawasan memiliki rasio sebesar 61,7% dan terdiri dari lot-lot industri 57,8% dan logistic park 3,9% yang berada di dekat dryport dan stasiun.
Dryport dan stasiun yang dikembangkan pada tahap ini memiliki area total 33.6 ha, yaitu sekitar 7,4%. Terdapat beberapa area komersial sebesar 1,9% yang terdiri dari pusat kegiatan kabupaten, kantor pengelola, dan retail.
Selanjutnya: Bahlil pepet produsen pipa asal Belanda untuk investasi Rp 1,7 triliun di KIT Batang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News