Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Floating Storage Regasification Unit (FSRU) untuk kebutuhan gas Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 di Cilamaya, Jawa Barat dipastikan selesai pada November 2020 ini dan akan sampai pada Februari 2021.
Saat ini, proyek FSRU yang dikerjakan di Busan, Korea Selatan oleh Samsung Heavy Industries itu progresnya sudah mecapai 87% per 31 Mei 2020 ini.
Direktur PT Jawa Satu Power (JSP), Indra Trigha menargetkan pembangunan proyek FSRU akan selesai pada November 2020, dan bisa berlayar selama sebulan dari Busan ke Cilamaya pada Januari 2021. "Februari 2021 sampai, dan mulai melakukan cooling down internal FSRU," tuturnya ke Kontan.co.id, Rabu (17/6).
Baca Juga: Dana kompensasi belum cair, ini kata PLN
Comisioning regasifikasi kapal FSRU ditargetkan pada Maret 2021. FSRU akan meregasifikasi gas alam cair atau Liquifed Natural Gas/LNG, yang berasal dari Kilang LNG Tangguh, untuk kemudian gas yang dihasilkan dipasok ke pembangkit PLTGU Jawa Satu. Dan, FSRU akan ditambatkan di lepas pantai Cilamaya, Provinsi Jawa Barat, sekitar 21 km dari lokasi PLTGU atau 14 km dari tepi pantai.
Selanjutnya, akan dilakukan pengiriman gas melalui pipa sepanjang 21 km ke PLTGU Jawa Satu yang berada di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Listrik yang dibangkitkan PLTGU Jawa-1 akan dikirimkan melalui saluran transmisi 500 kV ke gardu induk PLN di Kecamatan Cibatu Dua, Kabupaten Bekasi.
Seperti diketahui, Kapal FSRU nantinya akan terintegrasi dengan pembangkit listrik bertenaga gas dengan turbin ganda (CCGT, Combined Cycle Gas Turbin) yang berkapasitas 1.760 Megawatt (MW). FSRU ini memiliki kapasitas kargo penyimpanan LNG sebesar 170.150 m3 dengan kapasitas unit regasifikasi 300 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).
Baca Juga: PLTA Gunung Lau mencapai progres pembangunan 91,5% per Mei 2020
FSRU akan memiliki 4 train unit vaporizer regasifikasi masing-masing berkapasitas 100 MMSCFD yang dapat meregasifikasi LNG secara terus-menerus untuk pasokan PLTGU Jawa Satu.
Progres PLTGU Jawa-1 78%
Berkenaan dengan itu, Indra menyampaikan bahwa proyek PLTGU Jawa 1 per 31 Mei 2020 ini sudah mencapai 78%. Proyek setrum yang digarap konsorsium Pertamina Power Indonesia (PPI) ini masih mengejar target operasi sesuai jadwal awal.
"Masih terkendali. saat ini pada tahap pemasangan peralatan utama power plant di site," kata Indra.
Dia memaparkan, pengerjaan di lapangan masih terus berjalan meski sempat terhambat lantaran pada masa Lebaran banyak pekerja lokal yang memilih untuk mudik lebih dulu sebelum lockdown. Pengaruh pandemi juga terasa pada pengiriman alat yang didatangkan dari Eropa.
"Untuk peralahan power plant yang dari eropa ada pengaruh pandemi, tetapi kita masih berusaha untuk menyelesaikan hal ini," sambungnya.
Baca Juga: DPR usul struktur PLN dibelah per regional
Kendati ada pandemi covid-19 dan juga penurunan konsumsi listrik yang tengah terjadi saat ini, tapi Indra menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen mengejar target operasi sesuai kontrak power purchase agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero). Yakni beroperasi komersial (commercial operation date/COD) PLTGU adalah pada Desember 2021.
"Kami berusaha menyelesaikan ini sesuai yang sudah disepakati targetnya. COD proyek Jawa Satu, Desember 2021," kata Indra.
Asal tahu saja, PLTGU berkapasitas 1.760 MW ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 1,8 miliar, dan merupakan bagian dari megaproyek 35.000 MW. Dikerjakan oleh konsorsium Pertamina Power Indonesia (PPI), proyek PLTGU Jawa-1 ini memiliki dua project company. Yakni PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR).
JSP bertanggung jawab untuk melakukan desain, konstruksi, dan mengoperasikan PLTGU Jawa-1. Sedangkan JSR bertanggung jawab atas desain dan konstruksi serta pengoperasian fasilitas FSRU yang akan menerima LNG dari kilang Tangguh.
Saham JSP dimiliki oleh konsorsium PPI, Marubeni, dan Sojitz dengan kepemilikan saham PPI 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20% . Sedangkan saham JSR sebagian besar dimiliki oleh konsorsium PPI, Marubeni, Sojitz dan sisanya dimiliki oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi dan Mitsui O.S.K Lines (MOL). Kepemilikan pada JSR adalah PPI 26%, Marubeni 20%, Sojitz 10%, Humpuss 25%, dan MOL 19%.
Meski pada akhir tahun lalu sempat digoyang isu miring tentang retaknya kongsi PPI-Marubeni, namun Indra mengklaim bahwa saat ini konsorsium ada dalam keadaan solid dan komposisi saham masih sama seperti semula.
"Per hari ini belum ada (perubahan porsi saham), masih sama. Kami solid dengan tujuan menyelesaikan Jawa Satu sesuai target," pungkas Indra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News