Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra
Berkenaan dengan itu, Indra menyampaikan bahwa proyek PLTGU Jawa 1 per 31 Mei 2020 ini sudah mencapai 78%. Proyek setrum yang digarap konsorsium Pertamina Power Indonesia (PPI) ini masih mengejar target operasi sesuai jadwal awal.
"Masih terkendali. saat ini pada tahap pemasangan peralatan utama power plant di site," kata Indra.
Dia memaparkan, pengerjaan di lapangan masih terus berjalan meski sempat terhambat lantaran pada masa Lebaran banyak pekerja lokal yang memilih untuk mudik lebih dulu sebelum lockdown. Pengaruh pandemi juga terasa pada pengiriman alat yang didatangkan dari Eropa.
"Untuk peralahan power plant yang dari eropa ada pengaruh pandemi, tetapi kita masih berusaha untuk menyelesaikan hal ini," sambungnya.
Baca Juga: DPR usul struktur PLN dibelah per regional
Kendati ada pandemi covid-19 dan juga penurunan konsumsi listrik yang tengah terjadi saat ini, tapi Indra menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen mengejar target operasi sesuai kontrak power purchase agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero). Yakni beroperasi komersial (commercial operation date/COD) PLTGU adalah pada Desember 2021.
"Kami berusaha menyelesaikan ini sesuai yang sudah disepakati targetnya. COD proyek Jawa Satu, Desember 2021," kata Indra.
Asal tahu saja, PLTGU berkapasitas 1.760 MW ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 1,8 miliar, dan merupakan bagian dari megaproyek 35.000 MW. Dikerjakan oleh konsorsium Pertamina Power Indonesia (PPI), proyek PLTGU Jawa-1 ini memiliki dua project company. Yakni PT Jawa Satu Power (JSP) dan PT Jawa Satu Regas (JSR).
JSP bertanggung jawab untuk melakukan desain, konstruksi, dan mengoperasikan PLTGU Jawa-1. Sedangkan JSR bertanggung jawab atas desain dan konstruksi serta pengoperasian fasilitas FSRU yang akan menerima LNG dari kilang Tangguh.
Saham JSP dimiliki oleh konsorsium PPI, Marubeni, dan Sojitz dengan kepemilikan saham PPI 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20% . Sedangkan saham JSR sebagian besar dimiliki oleh konsorsium PPI, Marubeni, Sojitz dan sisanya dimiliki oleh PT Humpuss Intermoda Transportasi dan Mitsui O.S.K Lines (MOL). Kepemilikan pada JSR adalah PPI 26%, Marubeni 20%, Sojitz 10%, Humpuss 25%, dan MOL 19%.
Meski pada akhir tahun lalu sempat digoyang isu miring tentang retaknya kongsi PPI-Marubeni, namun Indra mengklaim bahwa saat ini konsorsium ada dalam keadaan solid dan komposisi saham masih sama seperti semula.
"Per hari ini belum ada (perubahan porsi saham), masih sama. Kami solid dengan tujuan menyelesaikan Jawa Satu sesuai target," pungkas Indra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News