Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Excelcomindo Pratama (XL) meneruskan rencana penjualan 7.000 menara Base Transceiver Station (BTS) yang sempat batal akibat krisis ekonomi awal tahun ini.
Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi menyebut perusahaannya masih menunggu saat yang tepat untuk dapat menjual kembali seluruh BTS itu. "Kita lihat perkembangannya untuk menjual lagi, tetapi bukan melalui tender. Sepertinya akan kita beauty contest kan saja," kata Hasnul, Jum'at (16/10).
Menurut Hasnul, XL membuka kesempatan bagi perusahaan mana pun yang tertarik untuk membeli 7.000 menara tersebut dengan penawaran yang menguntungkan. "Terakhir kita perkirakan nilai jual menara itu Rp 5,5 triliun sampai Rp 9 triliun. Namun, dari pelaksanaan tender kemarin tidak ada pemenangnya karena tidak ada penawaran yang cocok," tegasnya. Hasnul menyebut saat ini jumlah BTS yang dimiliki XL sebanyak 18.128 unit.
Sekedar mengingatkan, akhir September lalu seharusnya XL sudah mengumumkan nama pemenang tender penjualan 7.000 BTS miliknya. Terakhir diberitakan KONTAN, Hasnul menyebut waktu itu XL sudah menetapkan tiga kandidat kuat pemenang tender yang sudah dibuka sejak pertengahan 2007 lalu.
Tender ini menarik perhatian, karena di saat bersamaan Menteri Komunikasi dan Informatika mengeluarkan aturan yang isinya melarang investor asing ikut berbisnis menara BTS. Keluarnya beleid itu kemudian menjadi kontroversi. Sebab, mayoritas peserta tender menara XL adalah asing. Mayoritas kebanyakan asing karena XL mensyaratkan peserta tender harus punya scroll account senilai US$ 300 juta.
Dalam catatan Kontan hingga April 2008, dari 10 perusahaan yang terjaring, sebagian besar peserta tender menara XL adalah asing. Antara lain Protelindo, yang sahamnya dikuasai American Tower, Gulf Tower dari Timur Tengah, Tricom, dan Hutchison.
Seorang sumber Kontan membisikkan, dua di antara tiga kandidat kuat pemenang tender XL tersebut adalah PT Indonusa Mora Perkasa, perusahaan penyedia konstruksi menara telekomunikasi, dan Recapital Advisors.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News