kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

YLKI: PRJ bukan untuk warga kebanyakan


Jumat, 07 Juni 2013 / 12:10 WIB
YLKI: PRJ bukan untuk warga kebanyakan
ILUSTRASI. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank QNB Indonesia Tbk menyetujui pengangkatan Haryanto Suganda sebagai Direktur Utama.


Sumber: Kompas.com |

Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang digelar secara rutin setiap tahun di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, dalam kaitan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Jakarta sudah menyimpang dari tujuan awalnya, yaitu pesta rakyat. Tidak semua warga bisa bisa menikmati atau mengunjungi PRJ karena harus merogoh uang lumayan banyak. Mulai dari tiket masuk, parkir, serta makanan dan minuman yang dijual semuanya serba mahal untuk kalangan menengah ke bawah.

Padahal setahu saya, PRJ dibuat untuk hiburan warga Jakarta dan sekitarnya. Dengan harga tiket masuk Rp 30.000, bisa dikategorikan sebagai suatu eksploitasi terhadap warga Jakarta.

Seorang warga Jakarta dengan tiga orang anak, misalnya, harus memiliki uang minimal Rp 500.000 untuk bisa masuk ke PRJ. Itupun hanya sebatas melihat-lihat saja, karena jika mau membeli barang di stand-stand PRJ masih harus merogok saku lebih dalam lagi.

Seharusnya PRJ bisa menjadi ajang berkumpul setiap kalangan untuk merayakan HUT Kota Jakarta. Di PRJ itulah warga Jakarta bisa melihat perkembangan Jakarta dengan tarif yang murah atau bahkan gratis. PRJ yang sekarang tidak seperti itu, malah menjadi alat mengekploitasi warga Jakarta karena mahalnya semua barang di sana.

PRJ seharusnya bukan untuk kaum masyaraat borjuis, tetapi untuk semua masyarakat harus bisa menikmati kemeriahan HUT Kota Jakarta. Oleh sebab itu, solusinya adalah menurunkan tarif dan jangan mencari keuntungan semata.

Di luar harga tiket yang cukup mahal, saya juga ingin menyampaikan prihal banyaknya penyimpangan yang terjadi di PRJ. Sebagai contoh, walaupun ada tempat parkir resmi, masih banyak preman yang meminta bayaran lebih kepada para pengguna kendaraan pribadi. Parkir banyak penyimpangan karena masih banyak preman yang meminta uang lebih.

Ke depan, saya berharap dengan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Joko Widodo bisa mengembalikan tujuan awal PRJ sebagai pesta rakyat. PRJ harus didesain baru sebagai ajang untuk menghibur masyarakat luas. (Tulus Abadi, Pengurus Harian YLKI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×