Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Steady Safe Tbk (SAFE) bisa bernafas lega tahun ini. Kinerja perusahaan jasa transportasi itu mulai menggeliat setelah armadanya kembali beroperasi pada Maret 2018.
Maklum, sejak Juni 2016, armada bus yang melayani rute Transjakarta berhenti operasi. Saat itu kontrak perusahaan konsorsium Steady Safe dengan perusahaan bus lain sebagai operator Transjakarta telah berakhir.
Steady Safe tergabung dalam tiga konsorsium untuk operator Transjakarta di bawah perusahaan bernama PT Jakarta Trans Metro, PT Jakarta Mega Trans, dan PT Trans Batavia. Semua kontrak konsorsium dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) selesai di waktu bersamaan.
Bila merujuk laporan keuangan publikasi di Bursa Efek Indonesia sepanjang tahun 2017, perolehan pendapatan perusahaan ini praktis nihil. Hal itu juga disebabkan karena semua armada perusahaan sudah lebih dari 10 tahun dan tidak memiliki izin operasi. "Mau enggak mau kami menunggu peremajaan dan pembelian bus baru," kata Direktur Utama PT Steady Safe Tbk John Pieter Sembiring kepada KONTAN, Jum'at (29/6).
Pada Maret 2017, perusahaan ini berhasil mendapatkan kontrak baru sebagai operator tunggal bus Transjakarta selama 10 tahun. Nilai kontraknya, tiap satu bus Steady Safe akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 20.500 setiap menempuh satu kilometer. Meskipun demikian, berhubung perusahaan ini belum punya armada, perusahaan dengan kode saham SAFE itu belum bisa merealisasikan potensi pendapatan itu.
John bilang, SAFE telah memesan bus merek Volvo untuk kebutuhan operasional Transjakarta sebanyak 116 unit. Seharusnya Steady Safe sudah bisa mendatangkan 30 bus pada Oktober 2017.
Namun pengadaan bus terkendala di karoseri sehingga terlambat. Adapun belanja modal untuk satu unit bus Volvo sekitar Rp 3,05 miliar. "Nah, baru pada Januari 2018, sebanyak 30 unit bus Volvo didatangkan," jelas John.
Selanjutnya Steady Safe musti mengurus STNK kendaraan tersebut. Baru pada 24 Maret 2018, sembilan dari 30 bus itu bisa jalan. Dengan waktu tujuh hari dan kesiapan sembilan bus itulah Steady Safe mulai membukukan pendapatan. Mengutip laporan keuangan, pendapatan SAFE di kuartal I 2018 Rp 542 juta.
John optimistis kinerja usaha bakal terus meningkat mengingat saat ini bus yang telah beroperasi sudah mencapai 73 unit. "Sampai Juli depan semua 116 unit harus sudah beroperasi," kata John. Agar bisa mendongkrak kinerja, John menargetkan rata rata tempuh untuk satu bus bisa mencapai 237 kilometer per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News