kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fleksibilitas pembelian gabah/beras Perum Bulog meningkat menjadi 20%


Senin, 12 Februari 2018 / 13:19 WIB
Fleksibilitas pembelian gabah/beras Perum Bulog meningkat menjadi 20%
ILUSTRASI. Pedagang beras merugi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fleksibilitas pembelian gabah/beras Perum Bulog meningkat menjadi 20%. Hal ini ditetapkan dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas).

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, fleksibilitas pembelian gabah/beras ini hanya bersifat sementara hingga harga beras menurun. “Kami lihat sekarang masih belum turun harga gabahnya, sehingga rakortas menetapkan kami naikkan fleksibilitas sampai dengan 20%,” ujar Enggar, Senin (13/2).

Enggar mengatakan, Bulog tetap menyerap gabah/beras sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015. Dalam inpres disebut, harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 3.700 per kg, GKP di tingkat penggilingan Rp 3.750 per kg, dan gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp 4.600 per kg, GKG di gudang Bulog Rp 4.650 per kg dan HPP beras di gudang Bulog Rp 7.300 per kg.

Bila fleksibilitas pembelian Bulog menjadi 20%, berarti Bulog bisa membeli GKP di tingkat petani hingga Rp 4.440 per kg, dan harga beli beras di gudang Bulog bisa mencapai Rp 8.760 per kg.

Menurut Enggar, kebijakan naiknya fleksibilitas ini sudah berlaku sejak ditetapkan rakortas dan akan ditinjau kembali hingga April 2018. “Kondisi petani harus tetap diperhatikan. Selama petani membutuhkan akan tetap kami lakukan,” ujar Enggar.

Meski begitu, Enggar tidak menampik adanya kenaikan fleksibilitas HPP ini bisa menimbulkan dampak lain, yakni adanya tren kenaikan harga yang tinggi. Pasalnya, naiknya HPP tersebut akan menunjang harga beras. Pelaku usaha pun akan sulit mendapatkan margin mengingat adanya Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan.

Di lain sisi, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan adanya kenaikan fleksibilitas ini bisa menguntungkan petani. “Sudah ada fleksibilitas itu sudah bagus bagi petani,” tutur Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×