kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melongok pesona kawasan resor milik Salim Group di Bintan


Jumat, 11 Mei 2018 / 10:51 WIB
Melongok pesona kawasan resor milik Salim Group di Bintan
ILUSTRASI. Bandara Bintan Baru


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BINTAN. Jalanan di Kawasan Bintan Resortmulus dan lebar, tetapi tidak banyak kendaraan yang lalu lalang. Sepanjang kiri kanan jalan, pepohonan menjulang rimbun, layaknya hutan. Maju ke depan, di sisi jalan terdapat mangrove dan lebih maju lagi ada danau menghampar indah menambah kesejukan. Kesan pertama saat memasuki kawasan ini dari wilayah darat, sepi.

Padahal, di dalam kawasan resor seluas sekitar 18.000 hektare (ha) yang hak konsesinya milik Salim Group dan Sembawang Corp ini sudah banyak resor nan indah dibangun.

Agus, pengemudi perusahaan travel lokal yang sering membawa turis ke Bintan Resort mengaku, jalanan di kawasan itu memang sepi. Kebanyakan turis menghabiskan waktu di hotel atau resort. "Turis yang datang ke sini mau mencari ketenangan, banyak yang berbulan madu. Mereka lebih banyak tinggal di hotel," katanya pada Kontan.co.id.

Di lima menit pertama, perjalanan memasuki Kawasan Bintan Resort dari pintu gerbang yang dijaga satpam, terpampang papan informasi di pinggir jalan. Isinya, soalnya resor apa saja yang ada di kawasan itu. Agus bilang, memang sudah banyak resort yang beroperasi di sana dan lokasi masing-masing tidak dekat dengan jalan tapi menjorok ke pantai.

Benar saja, sepanjang jalan yang dilalui Kontan.co.id tidak terlihat bangunan resor. Hanya ada pintu masuk yang dijaga petugas keamanan dan di depannya tertulis nama masing-masing resort. Menurut Agus, tarif kamar di Bintan Resort paling murah Rp 2 juta per malam dan kebanyakan yang berkunjung kesana adalah turis Singapura dan China. "Pengunjung paling ramai kalau Jumat-Minggu, orang-orang Singapura yang mau liburan," ujar Agus.

Benar saja, ketika sampai di salah satu resor, pengunjung tidak sepi seperti di jalanan. Banyak wisatawan bersantai sambil memandang pantai dan kebanyakan berwajah oriental.

Arya Pratama Waskitha, Eastate Operations Manager The Haven Bintan, yakni pengembang baru asal Singapura yang masuk ke Bintan, yakin Bintan Resort akan menjadi kawasan wisata yang semakin berkembang ke depan. Selain memiliki keindahan alam yang sangat bagus, infrastruktur kawasan tersebut juga akan semakin lengkap ke depan.

Kawasan Bintan Resort, tak lama lagi juga akan segera memiliki bandara baru. Salim Group lewat Bintan Aviation Investments akan membangun Bintan Resort International Airport, bandara pertama yang dibangun swasta. Nantinya, jarak tempuh ke Bintan Resort semakin singkat hanya membutuhkan waktu 30 menit.

Bintan Aviation Investments bermitra dengan PT Angkasa Pura II, selaku BUMN yang akan mengoperasikan bandara tersebut setelah pembangunan rampung. Saat ini, pembangunan bandara ini telah mendapat izin prinsip dari Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan serta izin penetapan lokasi dari Menteri Perhubungan.

Selain bandara baru tersebut, Pemda Bintan tengah mengajukan pembangunan jembatan dari Tanjung Uban ke Telaga Punggur Batam. Jika itu terealisasi maka akses menuju Bintan akan semakin mudah. "Penduduk Batam akan dengan mudah masuk ke Bintan dan ini akan semakin membuat prospek Bintan sebagai kawasan wisata akan semakin bagus," kata Arya.

The Haven Bintan menjadi pengembang teranyar yang masuk ke Bintan Resort  Mereka akan menggarap kondominium berkonsep resor seluas 26 ha. Proyek itu akan menjadi proyek kondominium pertama yang akan dibangun di kawasan tersebut.

Rencananya, The Haven Bintan akan membangun enam tower kondominium, satu gedung hotel, convestion center, vila dan wealthness center. Investasi yang untuk proyek itu mencapai S$ 1,4 miliar. Tahap pertama akan dibangun dua tower kondominium strata title dengan kapasitas 556 unit.

Kondominium tersebut akan dijual tidak hanya ke warga Indonesia tetapi juga ke investor Singapura, Malaysia, Jepang, Hong Kong, Korea, China dan Timur Tengah.  Harganya dibanderol Rp 70 juta per m². lengkap dengan perabotan. Tahap pertama itu ditargetkan akan rampung dibangun dalam waktu sekitar 2,5 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×