Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pertumbuhan industri kimia dasar turut mengerek kinerja PT Sidomulyo Selaras Tbk. Perusahaan jasa transportasi bahan kimia dan migas ini menargetkan pendapatan tahun depan tumbuh sebesar 57%.
Direktur Utama Sidomulyo, Tjoe Mien Sasminto memproyeksikan, perusahaan dapat meraup pendapatan Rp 181 miliar pada 2013. Sementara hingga tutup tahun ini, pendapatan Sidomulyo diperkirakan mencapai Rp 115 miliar.
“Kami sudah mendapat kontrak baru dengan BWP Meruwap senilai Rp 130 miliar untuk masa kontrak tiga tahun,” ungkapnya, Selasa (11/12).
BWP Meruwap merupakan kontraktor migas Pertamina. Kontrak tersebut akan dimulai pada Januari 2013, sehingga langsung tercermin pada laporan keuangan di tahun tersebut.
Tak hanya itu, Sasminto bilang, perusahaan juga sedang mengincar empat tender migas pada 2013. Sayang, dia enggan cerita soal nilai tender tersebut. “Harapan kami setidaknya bisa dapat dua tender,” ucapnya.
Jika, Sidomulyo bisa memenangkan dua tender migas itu, plus kontrak carry over dari BWP, maka kontribusi pengangkutan migas terhadap pendapatan bisa naik hingga 40%. Sejauh ini, pendapatan perusahaan masih didominasi jasa pengangkutan bahan kimia, yakni mencapai 70%. Sisanya, 30%, dari pengangkutan migas.
Menurut Sasminto, untuk tahun depan, sejumlah kliennya juga sudah memperpanjang kontrak, seperti Talisman Energy, BASF, dan Dow Chemical. “Produksi mereka naik, jadi kami akan tambah armada,” paparnya.
Tambah armada
Tak heran, tahun depan, Sidomulyo menganggarkan belanja modal Rp 60 miliar. Sekitar Rp 25 miliar digunakan untuk mendatangkan 30 truk baru.
Saat ini, Sidomulyo punya 430 unit truk yang melayani jalur distribusi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi Utara. Kata Sasminto, armada baru itu sebagian besar akan ditempatkan di Jawa dan Sumatera.
Dia mengaku, dengan pesatnya pertumbuhan industri kimia, Sidomulyo sebetulnya perlu menambah hingga 100 truk. "Tapi, untuk capex 2013 kami anggarkan 30 unit dulu. Kalau kondisi tahun depan bagus, kami bisa tambah 50 unit lagi,” tuturnya.
Sisa capex sebesar Rp 35 miliar akan digunakan untuk membiayai ekspansi anak usahanya, PT Central Resik Banten. Perusahaan yang berlokasi di Cilegon, Banten, ini bergerak di bidang cuci isotank dan warehouse barang B3 (bahan berbahaya dan beracun). Dana tersebut untuk mengakuisisi lahan dan pembangunan infrastruktur.
Demi meningkatkan efisiensi biaya, Sidomulyo pun mendirikan anak usaha baru, PT Anugerah Roda Kencana (ARK). Perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan sparepart dan ban truk itu akan beroperasi penuh pada pertengahan semester II-2013.
Kata Sasminto, sparepart termasuk komponen biaya operasional terbesar kedua setelah bahan bakar. “Sparepart sekitar 18%, solar 35%,” jelasnya.
Nantinya, ARK akan mengimpor ban dari China sebanyak 10 kontainer per tahun. Saban bulan, Sidomulyo butuh dua kontainer ban atau setara 600 ban. Dengan adanya anak usaha itu, beban perawatan armada Sidomulyo dapat dipangkas 5,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News