kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

26 Juta Data Pelanggan Indihome Diduga Bocor, Telkom: Kami Pastikan Itu Hoaks


Minggu, 21 Agustus 2022 / 16:46 WIB
26 Juta Data Pelanggan Indihome Diduga Bocor, Telkom: Kami Pastikan Itu Hoaks
ILUSTRASI. Cara klaim item Mobile Legends gratis khusus pelanggan IndiHome Paket Gamer


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Setelah beberapa perusahaan mengalami kebocoran data dan diunggah di sosial media. Kini giliran data yang diduga pelanggan Indihome.

Menanggapi kabar yang beredar di sosial media prihal kebocoran data pribadi pengguna IndiHome, Senior Vice President (SVP) Corporate Communication and Investor Relation Telkom Indonesia Ahmad Reza mengatakan jika data-data tersebut adalah hoaks.

"Saya pastikan data-data itu hoaks. Telkom itu tidak pernah memberikan email address untuk pelanggan Indihome. Kami saja di Telkom alamat emailnya @telkom.co.id, tidak pernah menggunakan Telkom.net," jelas Ahmad Reza saat dihubungi oleh Kontan, Minggu (21/8).

Ia melanjutkan, pihaknya sudah dan terus melakukan pengecekan dan investigasi mengenai keabsahan data-data tersebut. Pihaknya kembali menegaskan jika temuan awal data itu hoaks dan tidak valid. Di internal Telkom sendiri, menurut Ahmad Reza, data-data pelanggan sulit diakses mengingat ada enkripsi dan firewall yang berlapis.

Sebagai informasi, di media sosial Twitter terdapat utas yang berisi informasi kebocoran data pengguna IndiHome sebanyak 26 juta orang. Utas yang dibuat oleh Pengamat Kemanan Siber, Teguh Aprianto, Minggu (21/8) ini mengatakan 26 juta riwayat browsing pelanggan IndiHome diduga bocor, yang mana menampilkan nama dan NIK pelanggan.

Sementara itu, Telkom mengatakan jika jumlah pelanggan IndiHome ada 8 juta pelanggan, sedangkan data browsing history yang diklaim pada utas tersebut 26 juta data history.

Ahmad Reza meyakini jika data browsing history itu bukan berasal dari internal Telkom. Ada kemungkinan data-data history browsing dihack karena mengakses situs-situs terlarang.

"Sebaiknya memang kita semua bijak menggunakan akses internet dan waspada terhadap situs-situs terlarang karena bisa saja mengandung malware. Harus waspada tinggi sekali. Keanehan lainnya data yang menjadi sample adalah data browsing history tahun 2018. Apakah itu valid?" ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×