Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ABM Investama Tbk ingin menambah kapasitas kinerja operasional. Untuk tujuan tersebut, emiten kontraktor tambang berkode saham ABMM ini berencana membeli sejumlah unit armada alat berat baru.
Direktur ABMM, Adrian Erlangga mengatakan, ABMM menyiapkan anggaran di atas US$ 100 juta untuk membeli sejumlah alat berat baru tahun ini. Adrian tidak merinci, berapa persisnya jumlah alat berat yang ingin ABMM beli. Yang terang, saat ini ABMM sudah mulai melakukan pemesanan alat berat. “Kami masih menunggu kedatangan alat alat-baru,” ujar Adiran kepada Kontan.co.id (28/3).
Adrian tidak merinci dari mana sumber pendanaan pembelian alat berat akan diperoleh. Namun, jika mengintip laporan keuangan interim terkini ABMM, yakni laporan keuangan interim per 30 September 2021, ABMM masih memiliki kas dan setara kas akhir periode sebesar US$ 238,31 juta per 30 September 2021 lalu. Jumlah tersebut naik 118,21% dari posisi kas dan setara kas awal periode ABMM untuk tahun buku 2021 yang berjumlah US$ 109,21 juta.
Belum ketahuan berapa posisi kas dan setara kas ABMM per akhir tahun 2021. Saat tulisan ini dibuat, ABMM belum merilis laporan keuangan tahun 2021 untuk setahun penuh.
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) Alokasikan Capex Tahun 2022 Mayoritas untuk Pembelian Armada
Adrian berujar, ABMM optimistis dalam melihat prospek bisnis tambang batubara maupun lini usaha kontraktor tambang ke depannya. ABMM meyakini, di luar efek gulir Konflik Rusia-Ukraina, kebutuhan energi pasca pandemi Covid 19 akan terus meningkat.
Di samping itu, ABMM juga optimistis harga batubara akan terus stabil di level yang tinggi di semester pertama tahun ini, sehingga berdampak baik bagi kinerja keuangan dan kinerja operasional ABMM.
Efek-efek katalis positif ini sudah mulai dirasakan oleh ABMM. Tanpa merinci angka, Adrian menuturkan bahwa saat ini ABMM sudah menjumpai permintaan untuk menaikkan volume pengupasan lapisan tanah penutup alias overburden removal (OB) dari pihak klien.
Tidak hanya itu, ABMM, kata Adrian, juga banyak menjumpai tawaran kontrak baru. “Namun keterbatasan alat berat menyebabkan kami fokus untuk meningkatkan volume di pelanggan kami dahulu. Akibatnya tawaran kontrak kontrak baru tidak dapat kami penuhi,” imbuh Adrian.
Sepanjang Januari-September 2021 lalu, ABMM membukukan pendapatan US$ 702,81 juta, naik 58,94% dibanding pendapatan ABMM di periode Januari-September 2020 yang sebesar US$ 442,16 juta.
Dari hasil pendapatan itu, ABMM mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 94,45 juta di Januari-September 2021. Sebelumnya, ABMM mencatatkan rugi bersih US$ 5,37 juta di Januari-September 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News