kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Covid-19, proyek tambang emas Ancora Resources (OKAS) mundur ke kuartal II-2022


Senin, 29 Juni 2020 / 18:02 WIB
Ada Covid-19, proyek tambang emas Ancora Resources (OKAS) mundur ke kuartal II-2022
ILUSTRASI. Direktur Utama Ancora Indonesia Resources Rolaw P. Samosir.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 membuat pengerjaan proyek tambang emas PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) terhambat. Target produksi pun meleset, dari yang semula di 2021 bergeser menjadi 2022.

Direktur Utama OKAS Rolaw P. Samosir mengungkapkan, Covid-19 sangat berdampak terharap pengerjaan proyek di lapangan. Akibatnya, terjadi beberapa penyesuaian jadwal untuk tahapan yang sedang berjalan, maupun tahap selanjutnya.

Baca Juga: Meski penjualan turun, Ancora Indonesia (OKAS) mampu cetak laba di kuartal I-2020

Alhasil produksi tambang emas di Lombok Barat itu meleset dari target, yang semula dijadwalkan pada kuartal III atau kuartal IV 2021. "Ada perubahan target produksi emas menjadi kuartal II tahun 2022," kata Rolaw kepada Kontan.co.id, Senin (29/6).

OKAS mengerjakan bisnis tambang emas melalui anak usahanya, PT Indotan Lombok Barat Bangkit (ILBB). Pada Januari 2019 silam, ILBB juga sudah mendapatkan Izin Usaha Penambangan Operasi Produksi (IUP OP) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang berlaku 20 tahun dan dapat diperpanjang 2x10 tahun.

Proyek ini pun sudah mengantongi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk kegiatan Operasi Produksi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 13 Desember 2019.

Dalam IPPKH tersebut, area yang disetujui KLHK untuk kegiatan operasi produksi seluas 172,51 hektare (ha). Setelah mengantongi IPPKH, seharusnya tahap penetapan batas area kerja segera dituntaskan.

Namun, tahapan ini mandek lantaran aktivitas proyek yang terganjal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tim dari KLHK dan Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pun belum bisa melakukan penetapan batas area kerja di lapangan akibat Covid-19 ini.

"Belum bisa karena adanya pembatasan penerbangan dan PSBB di beberapa daerah sehingga baru akan dilaksanakan setelah semua kegiatan berjalan normal," sebut Rolaw.

Baca Juga: Banyak Tekanan, Ancora Indonesia (OKAS) Memperkirakan Penjualan Kuartal I Turun 28%

Sebagai informasi, area pertambangan emas OKAS memiliki luas 10.088 ha dengan 3 site yakni site Raja, site Selodong, dan site Mencanggah. Site Raja akan menjadi yang pertama digarap. Oleh sebab itu, tahapan proyek termasuk penentuan batas area kerja masih difokuskan di site ini.

"Sementara untuk prospek Mencangah dan prospek Selodong belum dilaksanakan dengan pertimbangan skala prioritas potensi dan bisnis," sambung Rolaw.

Dalam catatan Kontan.co.id, Site Raja memiliki cadangan emas sebanyak 322.000 ons troi. Namun demikian, OKAS akan melakukan eksplorasi lebih lanjut untuk mengetahui potensi cadangan dan sumber daya di area tambangnya tersebut.

Rencananya, setelah penetapan batas area kerja rampung, tahap selanjutnya adalah proses drilling eksplorasi tambahan untuk pembuatan dokumen Joint Ore Reserves Committee (JORC). JORC sendiri dibutuhkan untuk meningkatkan level kepastian dan akurasi tingkat cadangan dan sumber daya sebelum dilakukan konstruksi dan produksi.

Tahap drilling ini membutuhkan waktu selama enam bulan, yang dijadwalkan mulai dikerjakan pada kuartal IV tahun ini.

"JORC akan dimulai saat dimulainya kegiatan drilling eksplorasi tambahan. Namun demikian saat ini persiapan teknis sedang dilaksanakan," ungkap Rolaw.

Baca Juga: Gara-gara corona, ekspansi bisnis Ancora Indonesia Resources (OKAS) terganggu

Setelah itu, tahapan berikutnya adalah desain dan pengerjaan fasilitas pengolahan emas hingga menghasilkan bullion. Rolaw bilang, jika proses JORC rampung pada Kuartal I 2021, maka order pabrik pengolahan emas bisa dimulai pada kuartal II-2021 dan dijadwalkan mulai dibangun pada kuartal III-2021.

Fasilitas pengolahan berkapasitas 2.000 ton batu per hari ini pun ditargetkan bisa rampung pada Kuartal I-2022. Secara keseluruhan, nilai investasi pada proyek tambang emas ini diperkirakan mencapai US$ 30-US$ 35 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×