kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,00   -18,51   -1.98%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pandemi corona (Covid-19), perusahaan farmasi juga melakukan adaptasi bisnis


Minggu, 09 Agustus 2020 / 22:23 WIB
Ada pandemi corona (Covid-19), perusahaan farmasi juga melakukan adaptasi bisnis
ILUSTRASI. Kalbe Farma Tbk (KLBF). KONTAN/Baihaki/2/5/2011


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah bukan rahasia umum bahwa perusahaan lintas sektor melakukan upaya-upaya adaptasi bisnis agar tidak kehilangan pasar di masa pandemi corona (covid-19). Hal yang sama rupanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di bidang farmasi maupun alat kesehatan (alkes) yang selama ini distigmakan tidak banyak terdampak oleh pandemi.

Salah satu adaptasi bisnis yang umumnya dilakukan di antaranya dalam hal pengaturan komposisi penjualan produk. Sekretaris Perusahaan PT Phapros Tbk (PEHA) Zahmilia Akbar mengatakan, pihaknya berupaya mengoptimalkan produksi dan distribusi produk-produk yang berkaitan erat dengan pencegahan penularan virus corona seperti multivitamin, hand sanitizer, dan lain-lain.

Upaya ini dilakukan mengimbangi permintaan produk-produk lain yang permintaannya menurun di masa pandemi. “Beberapa produk lain yang penggunaan utamanya adalah di rumah sakit seperti injeksi sedikit mengalami penurunan dikarenakan saat ini BOR (bed occupancy rate) di rumah sakit juga menurun untuk kasus di luar covid-19,” terang Zahmilia kepada Kontan.co.id, Minggu (9/8).

Baca Juga: Kinerja Kimia Farma (KAEF), Kalbe Farma (KLBF), dan Sido Muncul (SIDO) Moncer

Upaya serupa juga dilakukan oleh PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengungkapkan, pihaknya kini meningkatkan memacu penjualan produk-produk kesehatan konsumen (consumer health), produk nutrisi, alat kesehatan, dan laboratorium covid-19.

“Permintaan yang naik saat ini adalah kategori vitamin, suplemen, obat herbal yang tumbuh 15%-20% (dari normal), sementara obat resep lainnya turun sekitar 5%-8% karena mobilitas yang terbatas untuk pencegahan covid-19,” terang Vidjongtius saat dihubungi Kontan.co.id pada Minggu (9/8).

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Indofarma Tbk (INAF) Herry Triyatno mengatakan bahwa pihaknya fokus menjual produk-produk baru yang berkaitan dengan corona seperti emergency ventilator, masker, hand sanitizer, dan teledoc.

Selain itu, pihaknya kini juga tengah menunggu proses uji klinis tahap 3 vaksin corona yang dikembangkan oleh Biofarma. “Pada saatnya nanti, Indofarma mendapat mandat untuk mendistribusikan vaksin melalui PT Indofarma Global Medika,” kata Herry kepada Kontan.co.id, Minggu (9/8).

Baca Juga: Kinerja emiten farmasi mengilap di semester pertama 2020

Selain melakukan pengaturan produk, upaya adaptasi juga dilakukan dalam hal kegiatan penjualan dan pemasaran. Zahmilia menyampaikan, PEHA kini lebih mengoptimalkan pemasaran dan penjualan secara digital via platform e-commerce terkhusus untuk obat bebas (over the counter/OTC).

“Adapun untuk pemasaran dengan pertemuan fisik, kalaupun ada, kami sangat mematuhi protokol kesehatan di masa covid-19 dengan menggunakan masker, faceshield, sarung tagan, dan juga disinfektan,” tambah Zahmilia.

Hal yang sama juga dilakukan oleh KLBF. Vidjongtius bilang, kini pihaknya lebih gencar melakukan pemasaran produk-produk secara digital. Asal tahu saja, KLBF memang sudah memililki official store di semua platform ecommerce mulai dari Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibbli, dan lain-lain. “Anggaran disesuaikan dengan inisiatif tersebut dengan mengnalihkan biaya pemasaran ke sektor digital,” imbuh Vidjongtius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×