kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada pandemi Covid-19, begini perkembangan proyek kilang Pertamina


Kamis, 28 Mei 2020 / 18:45 WIB
Ada pandemi Covid-19, begini perkembangan proyek kilang Pertamina
ILUSTRASI. Sejumlah kilang sedang menjalani proses perbaikan dan 'uprading' di Kilang Cilacap


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

Kilang Balikpapan

Sementara itu, realisasi pengerjaan proyek Kilang Balikpapan saat ini telah mencapai 16,32% atau meningkat dari capaian kuartal I lalu yang sebesar 15,02%.

Adapun, perkembangan RDMP Balikpapan per 17 Mei 2020 meliputi empat pekerjaan yakni engineering (6,05%), procurement (5,85%), construction (4,38%) dan commisioning (0,03%) sehingga secara keseluruhan mencapai 16,32%.

“Megaproyek RDMP dan GRR merupakan proyek strategis nasional yang telah ditetapkan untuk terus dijalankan di tengah pandemi covid-19 serta fluktuasi harga minyak mentah dan kurs rupiah terhadap dollar. Proyek ini penting untuk memastikan ketahanan dan kemandirian energi nasional dapat segera terwujud,” ujar Fajriyah.

Sekedar informasi, kehadiran Kilang Balikpapan bakal meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari serta meningkatkan kualitas produk BBM dari setara Euro II menjadi setara Euro V. 

Proyek RDMP Balikpapan juga disinergikan dengan pembangunan New Crude Lawe-Lawe Tankage Facility dengan kapasitas penyimpanan sebesar 2 juta barel.

Baca Juga: Dirut Pertamina Nicke Widyawati tegaskan Juni ini tidak ada agenda RUPS

Kilang Tuban

Sementara itu, perkembangan pembebasan lahan proyek pembangunan kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur sudah mencapai 92% dari total 841 hektare (ha). 

Hal tersebut diungkapkan Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM). Catatan BKPM, nilai proyek yang mangkrak ini capai Rp 211,9 triliun. Jika proyek ini segera dikerjakan, maka mampu menyerap hingga 20.000 tenaga kerja pada saat konstruksi dan 2.500 pekerja dalam tahap operasional.   

Proyek investasi di Tuban termasuk dalam daftar Rp 708 triliun investasi mangkrak yang dicatatkan oleh BKPM. Sejak kerja sama antara Pertamina dan Rosneft terbentuk di tahun 2017, proyek pembangunan ini sempat tertunda karena kendala pembebasan lahan.

Dalam menyelesaikan proyek kilang minyak ini, BKPM membentuk tim khusus dalam internal BKPM untuk mempercepat penyelesaian masalah di Tuban. Di awal bulan Februari 2020, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia telah mengunjungi lokasi proyek untuk menyelesaikan negosiasi dengan masyarakat sekitar. 

“Di samping nilai investasinya yang besar mencapai Rp 211,9 triliun, keberhasilan proyek ini akan memberikan manfaat sangat besar bagi anak bangsa. Oleh karena itu, wajib dikawal, Targetnya 2026 sudah bisa beroperasi,” ujar Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi, Kamis (28/5).

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) Pertamina Ignatius Tallulembang menambahkan, GRR Tuban adalah salah satu proyek yang menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. 

Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada Oktober 2019 yang lalu. Saat ini Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) tengah berjalan.

“Dengan dukungan semua pihak, pembangunan kilang diharapkan berjalan lancar dan selesai sesuai waktu yang ditargetkan, sehingga kita bisa berdaulat secara energi,” ujar Ignatius.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×