kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ADB pinjami US$ 300 juta untuk tingkatkan proyek panas bumi di Indonesia


Jumat, 29 Mei 2020 / 12:26 WIB
ADB pinjami US$ 300 juta untuk tingkatkan proyek panas bumi di Indonesia
ILUSTRASI. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Sulawesi Utara


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank /ADB) menyetujui pinjaman senilai US$ 300 juta untuk membantu proyek badan usaha milik negara (BUMN) PT Geo Dipa Energi (GDE) dalam menambah kapasitas pembangkit listrik panas bumi sampai dengan 110 megawatt di Pulau Jawa.

Wilayah ini dinilai sebagai lokasi jaringan kelistrikan terbesar di Indonesia dan merupakan pasar yang paling menantang bagi pengembangan energi terbarukan. Selain itu, ADB juga akan mengelola pinjaman sebesar US$ 35 juta dari Clean Technology Fund (CTF) untuk proyek ini.

Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) catatkan laba bersih US$ 74,1 juta di kuartal I-2020

Direktur ADB untuk Indonesia Winfried F. Wicklein mengatakan, pembiayaan proyek panas bumi dari ADB akan membantu Indonesia dalam memerangi perubahan iklim dan menjadikan sistem kelistrikan dalam negeri agar lebih berkelanjutan, andal, dan efisien.

Sekaligus juga membantu dunia usaha dan konsumen mengakses energi yang terjangkau, andal, dan modern. “Bantuan kami sejalan dengan sasaran jangka panjang Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan energi, termasuk memaksimalkan penggunaan sumber daya energi dari dalam negeri, menambah bauran energi, dan memastikan keberlanjutan lingkungan,” ujar Winfried di dalam keterangan resmi, Jumat (29/5)

Winfried memperkirakan, Indonesia memiliki potensi panas bumi mencapai 29 gigawatt (GW) yang merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia. Saat ini saja, Indonesia telah memiliki kapasitas terpasang panas bumi sebesar 2,1 GW yang merupakan terbesar kedua di dunia.

Memang sebelumnya operasi sektor swasta ADB telah lama mendukung berbagai proyek panas bumi di Muara Laboh, Rantau Dedap, dan Sarulla. Namun, pengembangan tenaga listrik dari panas bumi masih berlangsung lambat, terutama karena fase eksplorasi yang mahal, lama, dan berisiko tinggi.

Baca Juga: Asyik, Pertamina hadirkan SPBU mini di 10 desa terpelosok di Jawa Tengah

Nantinya, proyek yang disetujui ADB ini akan mendukung pembangunan dan commissioning dua pembangkit listrik tenaga panas bumi yang dikelola oleh PT Geo Dipa Energi (GDE) di Dieng Jawa Tengah, dan Patuha Jawa Barat.

Proyek ini juga akan meningkatkan kapasitas pengembangan PT GDE dan mendukung pelibatan erat masyarakat sekitar, termasuk kelompok perempuan dan kelompok rentan lainnya.

Pada akhirnya, proyek ini akan meningkatkan kemampuan PT GDE dalam mengembangkan lebih banyak proyek panas bumi, melaksanakan pengeboran yang didukung pemerintah, dan menarik investasi sektor swasta yang sangat diperlukan guna mengembangkan daerah panas bumi baru.

Selain itu, PT GDE akan menyediakan dukungan langsung bagi komunitas di sekitar lokasi proyek, termasuk kepada kelompok perempuan dan kelompok rentan lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan penghidupan mereka.

Baca Juga: Persaingan Calon Dirjen Minerba sangat ketat, ini tantangan bagi yang terpilih...

Direktur Utama PT GDE Riki Ibrahim mengatakan, kegiatan yang termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional ini akan menyediakan listrik ramah lingkungan dalam jaringan Jawa-Bali dan menurunkan emisi CO2 lebih dari 700.000 ton per tahunnya.

“Proyek ini juga akan menjadi pengalaman penting bagi pengembangan sektor energi panas bumi Indonesia, serta berperan mendukung upaya pemerintah untuk menarik investasi pihak swasta pada sektor ini dengan mengurangi risiko di tahap awal pengembangan proyek,” papar Riki.

Sementara itu, Spesialis Senior untuk Energi di Departemen Asia Tenggara ADB Shannon Cowlin mengatakan, proyek ini juga akan turut membantu dan memastikan bahwa pemulihan ekonomi di Indonesia akan memiliki basis yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan bertahan.

Baca Juga: Jubir Luhut: Kenapa butuh 500 TKA China? Untuk mempercepat pembangunan smelter

“Peran serta ADB juga akan membantu dalam menjadikan transisi energi bersih sebagai bagian penting pemulihan Indonesia dari pandemi. Proyek ini akan menciptakan lapangan kerja bagi para pemasok barang dan jasa di industri panas bumi, minyak dan gas, yang terdampak oleh pandemi Covid-19,” kata Shannon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×