Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan pemilihan presiden pada 21 Agustus 2014 lalu rupanya menjadi tolok-ukur PT Adi Sarana Armada Tbk untuk melangkah. Dampak putusan yang masih menghasilkan situasi aman itu menguatkan niatan perusahaan penyewaan mobil itu untuk ngebut menambah armada mobil hingga akhir tahun.
Hingga Agustus 2014, perusahaan berkode ASSA di Efek Indonesia Indonesia (BEI) itu mengklaim sudah punya 14.000 armada. Nah, dalam empat bulan tersisa di tahun ini, perusahaan itu berencana belanja mobil besar-besaran hingga 1.150 unit mobil. Alhasil, "Sampai akhir tahun kami akan memiliki 15.150 unit mobil," ungkap Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati, Direktur Utama Adi Sarana Armada kepada KONTAN, (24/8).
Untuk memuluskan rencana belanja ribuan mobil itu, Adi Sarana akan memanfaatkan belanja modal sebesar Rp 750 miliar−Rp 800 miliar. Perusahaan itu sudah merencanakan akan menggunakan semua belanja modal tersebut untuk membeli mobil.
Adapun tipe mobil yang akan dibeli berupa mobil multi purpose vehicle (MPV). Beberapa merek yang sudah masuk daftar belanjaan seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia dan Suzuki Carry.
Adi Sarana meyakini belanja gede-gedean itu tak akan sia-sia. Menurut Prodjo, putusan MK memunculkan kepastian dalam dunia usaha. "Waktu pemilu banyak orang yang masih menunggu untuk berinvestasi tapi sekarang sudah banyak yang mulai untuk investasi. Kalau sekarang tinggal menunggu saja siapa kabinetnya," beber Prodjo.
Prediksi Adi Sarana, geliat pelaku usaha yang mulai berinvestasi kembali bakal memicu ekspansi bisnis. Dus, kebutuhan mobil sewa juga bakal kembali bergairah.
Bergairahnya kembali permintaan sewa mobil tak urung bisa mendukung rencana Adi Sarana mengejar target pendapatan Rp 1,2 triliun tahun ini. Jika target tersebut tercapai, perusahaan itu mengerek pertumbuhan pendapatan 17,65% dari pendapatan 2013 yang sebesar Rp 1,02 triliun.
Capain laba merosot
Mengintip kinerja semester I-2014, Adi Sarana membukukan pendapatan Rp 531,36 miliar. Itu berarti, perusahaan itu sudah merealisasikan 44,28% target tahun ini.
Pendapatan sepanjang enam bulan pertama tersebut naik 7,41% dari pendapatan pada periode yang sama tahun 2013. Pasalnya, pendapatan semester I-2013 adalah Rp 494,68 miliar.
Namun, pertumbuhan positif cuma berhenti hingga pos laba bruto. Catatan keuangan perusahaan itu sejak di laba operasi menyusut. Laba operasi Adi Sarana sepanjang enam bulan pertama tahun ini adalah Rp 97,66 miliar. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan itu masih mencatatkan laba operasi Rp 110,77 miliar.
Tak ayal, pos laba tahun berjalan turut mengempis. Pada semester I-2014, laba tahun berjalan cuma tercatat Rp 26,87 miliar. Nilai itu turun 37,76% dari perolehan laba periode tahun berjalan semester I-2013 yang sebesar Rp 43,17 miliar.
Atas penurunan cuilan laba periode berjalan tersebut, Prodjo mengatakan biang keladinya adalah performa penjualan mobil bekas tipe 4x4. "Kami menjual mobil bekas itu, dimana harga mobil tipe 4x4 sedang menurun," terang Prodjo.
Adi Sarana memang tak menyebutkan berapa besar rugi jual yang harus ditanggung. Namun, perusahaan itu menyebutkan pada saat harga jual berada dalam tren turun tersebut, harga jual mobil yang biasa digunakan di medan off road tersebut sebesar Rp 80 juta per unit mobil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News