kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.913.000   17.000   0,90%
  • USD/IDR 16.250   24,00   0,15%
  • IDX 6.853   -62,19   -0,90%
  • KOMPAS100 998   -9,80   -0,97%
  • LQ45 763   -7,75   -1,01%
  • ISSI 225   -2,16   -0,95%
  • IDX30 393   -3,82   -0,96%
  • IDXHIDIV20 456   -3,11   -0,68%
  • IDX80 112   -1,17   -1,03%
  • IDXV30 113   -0,93   -0,82%
  • IDXQ30 127   -1,00   -0,78%

Advan pertahankan pasar ponsel murah


Senin, 28 September 2015 / 11:06 WIB
Advan pertahankan pasar ponsel murah


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Daya beli masyarakat tahun ini boleh jadi makin sedang lesu akibat pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Karenanya semua  perusahaan harus berupaya mencari positioning produk agar penjualan tidak lesu.

Seperti yang dilakukan oleh produsen ponsel Advan yang bermain di segmen ponsel pintar (smartphone) kelas menengah ke bawah alias middle low. "Untuk smartphone Advan harganya masih relevan, di angka Rp 1,6 jutaan," ujar Tjandra Lianto, Marketing Director Advan kepada KONTAN, Jumat, (25/9).

Ia mencontohkan, di segmen ini, produk Advan Hifi M6 telah terjual 20.000 unit sejak meluncur Agustus 2015. Produk ini mereka pakai untuk menyasar pasar ponsel pada harga di bawah Rp 2 juta, yakni Rp 1,79 juta.

Merasa permintaan pasar masih tinggi, Advan pun berencana meluncurkan produk baru lagi. Dalam waktu dekat, Advan akan kembali meluncurkan ponsel pintar dan tablet di segmen ini.

Advan masih mempertahankan strategi membidik segmen pasar middle low. Manajemen perusahaan ini mengklaim saat ini sudah menguasai pangsa pasar sekitar 9,9%.  Hanya, Tjandara tidak memperinci berapa target pasar  yang ingin di raih Advan pada pasar midle low ini.

Hanya saja dalam catatan KONTAN manajemen perusahaan ini penah menyebut ingin menguasai sekitar 30% pangsa pasar ponsel fitur. Nah di pasar ini permintaan ponsel mencapai kisaran 5 juta unit per bulannya.

Meskipun ingin terus menggenjot penguasaan pasar, di tengah daya beli konsumen yang sedang menyusut manajemen Advan berupaya melakukan efisiensi dengan menekan biaya promosi.

Selama periode 2013-2014, Advan memang gencar berpromosi untuk memperkuat merek. Tanpa memperinci berapa besar nilainya, Tjandara mengklaim 70% biaya promosi itu habis untuk biaya memperkuat merek. Barulah 30% sisanya untuk benar-benar untuk mendongkrak penjualan langsung.

Selain mengurangi alokasi biaya promosi, Advan juga berupaya mengubah porsi penggunaan biaya promosi. "Sekarang di balik, 70% untuk mendongkrak penjualan langsung dan sisanya 30% untuk branding," terang Tajndra.

Salah satu hasil dari efisiensi ini adalah, Advan bisa menahan agar harga jual produk tidak naik tahun ini. Padahal seperti kita tahu mayoritas komponen ponsel ini harus di impor dari luar negeri dengan pembelian menggunakan dollar Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×