Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menilai Indonesia memiliki pasar digital terbesar di Asia Tenggara.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, mengatakan dengan ekosistem yang terus tumbuh, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menjaga ruang digital tetap aman di tengah percepatan transformasi teknologi.
“Penggunaan AI harus aman sejak desainnya. Diperlukan inovasi, mitigasi risiko, dan komitmen terhadap AI yang bertanggung jawab agar teknologi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” ujar Nezar dalam acara Governance, Risk, Assurance, and Cybersecurity Summit & Indonesia Privacy and Security Summit (GRACS IPSS) 2025, yang digelar ISACA Indonesia Chapter di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Baca Juga: Beda Penggunaan AI di Kalangan Gen Z, Milenial, Gen X dan Boomer, Untuk Apa Saja?
Sementara itu, Dr. Isnaeni Achdiat, Governance, Audit & Ethic Committee ISACA Indonesia Chapter, menegaskan pentingnya aspek etika dan tanggung jawab dalam penerapan teknologi digital, terutama AI. Menurutnya, penerapan AI tidak hanya soal efisiensi, tetapi juga nilai dan kepercayaan publik.
“AI tidak hanya soal efisiensi, tetapi juga nilai dan tanggung jawab. Dengan penerapan yang beretika, AI berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%,” jelas Isnaeni.
Acara GRACS IPSS 2025 yang digelar ISACA Indonesia Chapter dan didukung oleh Grab Indonesia serta OVO ini menjadi wadah bagi pemerintah, industri, dan profesional untuk membahas tata kelola, keamanan siber, privasi data, serta regulasi AI di Indonesia.
Mengusung tema “Trust by Design: Privacy, Security, and AI Governance for the Future”, konferensi ini dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai sektor, termasuk regulator, industri keuangan, dan pelaku teknologi.
Governance, Audit & Ethic Committee ISACA Indonesia Chapter menilai, kolaborasi lintas sektor menjadi elemen penting dalam memperkuat kepercayaan digital nasional. Melalui pendekatan trusted by design, pelaku industri diharapkan tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi, tetapi juga memastikan perlindungan data dan keamanan siber berjalan beriringan dengan inovasi.
Baca Juga: Dorong Transformasi Digital, Confluent Dorong Penggunaan Data Real-Time Berbasis AI
Grab Indonesia dan OVO sebagai mitra acara turut menegaskan komitmennya terhadap keamanan digital dan tata kelola data. Chief Executive Officer Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menilai keamanan digital tidak dapat ditangani oleh satu pihak saja, melainkan perlu sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat.
“Keamanan digital adalah tanggung jawab kolektif. Kolaborasi lintas sektor akan memperkuat kepercayaan dan memastikan inovasi digital berkembang secara aman dan berkelanjutan,” ujar Neneng.
Melalui konferensi ini, ISACA Indonesia Chapter berharap dapat memperkuat sinergi antara pemerintah dan industri dalam membangun ekosistem digital yang tangguh, transparan, dan bertanggung jawab — menjadikan AI bukan sekadar alat efisiensi, melainkan penggerak ekonomi digital nasional yang beretika dan inklusif.
Baca Juga: Pemanfaatan AI hingga Penguatan Jasa, Kadin Beberkan Peluang Iklim Usaha Indonesia
Selanjutnya: Siloam International (SILO) Catat Laba Rp 761,34 Miliar per Kuartal III-2025
Menarik Dibaca: Hasil Hylo Open 2025: Fajar/Fikri Melaju Mulus ke 16 Besar, Menuju Final Keempat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












