Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Adapun Vinfast sempat disebut akan menanamkan investasi senilai US$ 1,2 miliar di Indonesia secara jangka panjang. Investasi tersebut termasuk untuk membangun pabrik mobil listrik sebesar US$ 200 juta pada 2024.
Airlangga melanjutkan, pemerintah juga melihat peluang pabrikan asal Eropa yang tertarik berinvestasi mobil listrik di Indonesia, seperti BMW dan Renault. Hanya saja, belum ada keterangan lebih lanjut terkait besaran investasi dan realisasi ekspansi di sektor mobil listrik dari kedua merek tersebut.
"Negara Eropa tentu kami lihat, karena yang lewat CKD (Completely Knock Down) salah satunya BMW," kata dia.
Baca Juga: Dukung Percepatan Implementasi KBLBB, Kemenkeu Guyur Insentif Fiskal
Yang terang, pemerintah kini sedang mengurus perpanjangan insentif pemotongan PPN DTP mobil listrik dari 11% menjadi 1% untuk memantik permintaan terhadap produk tersebut. Insentif ini diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 38 Tahun 2023, namun masa berlakunya habis 31 Desember 2023.
"Sekarang lagi diproses PMK-nya. Insya Allah bulan ini bisa dikejar, karena Pemilu sudah selesai," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News