Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Perum Bulog berencana mengimpor kedelai sebanyak 150.000 ton pada Oktober-Desember mendatang. Kedelai impor akan didatangkan dari negara Amerika Serikat dan Myanmar.
Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Perum Bulog mengatakan, pihaknya perlu melakukan impor kedelai untuk menstabilkan harga kedelai di dalam negeri. Realisasi impor baru bisa dilakukan mulai Oktober 2013 karena menggunakan sistem hedging.
Menurutnya sejumlah negara produsen kedelai baru melakukan panen pada September 2013. "Tidak bisa pembelian spot, tapi hedging. Musim panen lalu barangnya sudah habis jadi harus tunggu musim panen berikutnya," katanya, Selasa (9/4).
Sejumlah pembicaraan dan penjajakan juga sudah dilakukan Bulog ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Brazil, China, dan Myanmar.
Dari sejumlah negara tersebut, Amerika Serikat dan Myanmar dianggap paling potensial. Dari total 150.000 ton, impor akan didatangkan secara bertahap 40.000-50.000 ton per bulan.
Harga pembelian kedelai-kedelai tersebut diperkirakan mencapai US$ 600 per ton. Dengan total 150.000 ton, maka dana yang diperlukan untuk melakukan impor sekitar sekitar US$ 90 juta, kata Soetarto.
Seperti diketahui, harga kedelai selalu turun naik atau fluktuatif karena sangat tergantung impor. Pekan lalu harga beli kedelaiĀ penrajin tahu tempe ada di kisaran Rp 7.500 per kg, lebih tinggi 7% dibanding awal tahun di kisaran Rp 7.000-Rp 7.200 per kg. Dari kebutuhan kedelai nasional 2,4 juta ton-2,6 juta ton per tahun, produksi lokal hanya 700.000 ton-800.000 ton.
Untuk mengatasi fluktuasi harga tersebut, Kementerian Perdagangan (Kemdag) berjanji untuk merilis aturan harga pembelian dan penjualan (HPP) kedelai pada April ini.
Disebutkan Kemdag setidaknya akan menerbitkan tiga aturan turunan terkait HPP kedelai. Dalam aturan itu nantinya semua perusahaan swasta boleh mendaftarkan diri sebagai importir terdaftar (IT) kedelai, termasuk juga Bulog. HPP kedelai diperkirakan Rp 7.000 per kg.
Untuk menstabilkan harga, Kementerian Pertanian berusaha menggenjot produksi. KemtanĀ menargetkan penambahan luas lahan kedelai menjadi 1 juta hektare tahun ini dari 600.000 ha saat ini. Dengan peningkatan luas tanam kedelai, Dirjen Tanaman Pangan Udhoro Kasih Anggoro berharap target produksi kedelai tahun ini sebesar 1,5 juta ton bakal tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News