Reporter: Petrus Dabu | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA.Tahun ini PT Kereta Api Indonesia rencananya akan mendatangkan sekitar 170-180 gerbong kereta api seken alias bekas dari Jepang. Selain karena harganya murah, juga karena industri dalam negeri belum dianggap kompeten untuk memproduksi kreeta yang berkualitas.
"Kalau KRL (kereta api listrik) kita impor dari Jepang. Kenapa nggak baru? wong bayarnya murah. Kalau tarif Jakarta-Bogor Rp 50.000, bisa beli kereta api baru dari Jepang,"ujar Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Ignasius Jonan kepada KONTAN, Jumat (16/4).
Jonan mengatakan, harga gerbong bekas tersebut sekitar US$ 100.000 termasuk ongkos kirim. "Kalau baru (bukan bekas) paling murah kira-kira US$ 1,2 juta. Kalau dibuat PT Inka kira-kira US$ 1 juta," tambahnya.
Mengapa tidak dibuat di PT Inka? "PT Inka saya kira tidak punya kompetensi untuk buat KRL listrik sebagus yang dari Jepang. Belumlah sampai sekarang," ujarnya.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Sugeng Priyono mengatakan, di Jepang kereta seken tersebut umur operasinya sekitar 10-15 tahun."Tahun ini ditargetkan 170-180 gerbong yang didatangkan," ujar Sugeng.
PT Kereta Api Indonesia terus berupaya meningkatkan daya angkut penumpang kereta api listrik di Jabodetabek hingga mencapai 1,2 juta penumpang pada 2018-2019 mendatang. Saat ini, kereta api commuter line mampu mengangkut 600.000-620.000 penumpang per hari.
Untuk mencapai daya angkut 1,2 juta penumpang per hari, BUMN transportasi ini menambah terus jumlah gerbong commuter line hingga mencapai 1.900 gerbong. Saat ini total ada 700 sampai 800 gerbong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News