Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi pengemudi ojek online menyampaikan kekhawatirannya atas kabar merger atau penggabungan dua perusahaan raksasa transportasi daring, Grab dan dan PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).
Seperti diketahui, Menteri Sekretariat Negara Prasetyo Hadi mengkonfirmasi kepada media adanya rencana merger Grab dan GOTO. Prasetyo mengatakan, rencana bisnis ini akan melibatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Namun, belum ada informasi lebih lanjut akan peran Danantara dalam proses merger tersebut.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha (LKPU) Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Ditha Wiradiputra menilai, aksi korporasi tersebut berpotensi merugikan para pengemudi ojol.
Ia menjelaskan, saat ini banyak pengemudi yang beroperasi di kedua platform sekaligus sebagai strategi untuk memaksimalkan pendapatan. Jika merger benar-benar terjadi, peluang tersebut akan hilang karena hanya tersisa satu platform.
Selain itu, insentif yang selama ini menjadi penarik utama bagi pengemudi kemungkinan besar akan dipangkas. Menurutnya, ketika persaingan antar-aplikasi hilang, perusahaan cenderung kehilangan motivasi untuk menawarkan bonus atau skema insentif yang kompetitif.
Baca Juga: Grab dan GoTo Dikabarkan Akan Merger, Jubir Presiden: Keputusan Segera Diambil
“Merger tersebut akan membuat hilangnya persaingan di dalam pasar transportasi online dan kemungkinan besar akan membuat pasar menjadi tidak sehat,” ungkap Ditha saat dihubungi Kontan, Senin (10/11/2025).
Di lain pihak, Ketua Umum Asosiasi Driver Online (ADO), Taha Syafariel mengatakan, ia merasa khawatir akan rencana tersebut. Sebab dengan melakukan merger, kedua perusahaan start up ini akan menghentikan strategi “bakar uang” atau growth at all cost dan menandai fase usaha baru, yakni monetisasi. Strategi tersebut memungkinkan perusahaan untuk terus menggenjot keuntungan dengan maksimal sehingga berpotensi mengabaikan hak-hak para pengemudi ojol.
“Efek tercepatnya adalah naiknya harga dan semakin besarnya potongan yang akan dikenakan perusahaan aplikasi/platform. Akibat lainnya yaitu karyawan platform tentunya akan dikurangi dan mitra akan dirasionalisasi jumlahnya,” ungkap Taha.
Dia melihat, keuntungan dari aksi korporasi ini lebih besar berlimpah pada investor dan perusahaan, mengingat perusahaan akan diuntungkan dengan pengurangan biaya operasional. Di sisi lain, para mitra ojol hanya akan tetap sebagai pekerja rentan yang kurang diuntungkan. “Jadi antara khawatir tapi enggak bisa berbuat apa-apa juga,” imbuh Taha.
Baca Juga: Soal Perpres Ojek Online, GOTO beri Tanggapan Begini
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono menilai, rencana merger tersebut akan disambut baik apabila terjadi di bawah kendali pemerintah. Dengan kata lain, rencana ini diharapkan positif terjadi bila saham perusahaan diakuisisi oleh Danantara.
Bila Danantara mengakuisisi, hal tersebut menurut Igun akan menjadi angin segar sebab perusahaan diharapkan mematuhi regulasi pemerintah, yang akan berdampak pada kesejahteraan para pengemudi ojol.
Sebaliknya, bila aksi korporasi tersebut murni dilakukan swasta, Garda justru akan menolak. “Karena aksi korporasi murni swasta tanpa ada campur tangan pemerintah dengan mengambil alih saham maka hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa peduli kesejahteraan para pengemudi online-nya,” ucap Igun.
Di sisi lain, Ditha juga menyoroti adanya potensi monopoli pasar transportasi dan logistik online. Dengan kekuatan pasar yang nyaris tanpa pesaing, perusahaan hasil merger akan punya ruang sangat luas untuk menentukan kebijakan tarif, baik untuk konsumen maupun pengemudi.
“Sehingga membuat driver maupun konsumen tidak memiliki pilihan dan akan menerima saja yang akan diberikan oleh perusahaan dan kemungkinan besar akan semakin mahal tarif nantinya,” taksirnya.
Seiya sekata, Igun juga melihat potensi itu. Namun dia menegaskan, bila monopoli dilakukan negara dan mampu menyejahterakan pengemudi ojol, maka Garda Indonesia mendukung upaya tersebut.
Baca Juga: Danantara Dikabarkan Tengah Incar Saham GOTO, Ekonom Paramadina Sarankan Ini
Selanjutnya: Profil Syaikhona Muhammad Kholil: Kyai dari Bangkalan yang Jadi Pahlawan Nasional
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025, Beli 1 Gratis 1 Jamur Enoki-Spicy Wing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













