kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.303.000   7.000   0,30%
  • USD/IDR 16.584   -33,00   -0,20%
  • IDX 8.251   84,91   1,04%
  • KOMPAS100 1.131   14,37   1,29%
  • LQ45 800   15,27   1,95%
  • ISSI 291   1,34   0,46%
  • IDX30 418   7,16   1,74%
  • IDXHIDIV20 473   8,42   1,81%
  • IDX80 125   1,66   1,35%
  • IDXV30 134   1,28   0,97%
  • IDXQ30 131   2,43   1,89%

Andalkan 3 Kanal, Begini Strategi Bridgestone Genjot Penjualan Saat Industri Lesu


Kamis, 09 Oktober 2025 / 16:40 WIB
Andalkan 3 Kanal, Begini Strategi Bridgestone Genjot Penjualan Saat Industri Lesu
ILUSTRASI. PT Bridgestone Tire Indonesia (Bridgestone Indonesia) terus mengupayakan pertumbuhan penjualan di tengah lesunya pasar otomotif di sepanjang tahun berjalan.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merek ban asal Jepang, PT Bridgestone Tire Indonesia (Bridgestone Indonesia) terus mengupayakan pertumbuhan penjualan di tengah lesunya pasar otomotif di sepanjang tahun berjalan. 

President Director Bridgestone Indonesia Mukiat Sutikno menyatakan, pihaknya tak memungkiri kondisi pasar otomotif saat ini tidak begitu baik jika dibandingkan tahun sebelumnya. 

Meski demikian, Mukiat mengklaim bahwa penjualan ban Bridgestone di replacement market mencatatkan pertumbuhan positif, dengan kenaikan sekitar 7%-8% secara tahunan (yoy). 

“Tapi dari segi replacement-nya kalau kita bisa katakan dibandingkan tahun lalu penjualan kita bisa dikatakan cukup baik, yaitu sekitar 7%-8% lebih baik dibandingkan tahun lalu,” ungkap Mukiat, dalam acara Media Gathering di Jakarta, pada Rabu (8/10/2025). 

Baca Juga: Bridgestone Fokus ke Asia Pasifik, Hankook Incar Peluang dari Uni Eropa

Bridgestone sendiri mengandalkan penjualan lewat tiga channel utama, yakni replacement market, Original Equipment Manufacturer (OEM) market, hingga pasar ekspor. 

Dari sisi pangsa pasar domestik, saat ini Bridgestone memegang sekitar 40% pangsa pasar di segmen ban kendaraan penumpang. Sementara untuk ban kendaraan niaga, pangsa pasar Bridgestone berada di kisaran 35%-36%. 

Selain pasar domestik, kekuatan Bridgestone Indonesia juga ada pada penjualan ekspor. Mukiat menyebutkan, 30% dari total produksi Bridgestone diperuntukkan untuk ekspor ke lebih dari 70 negara. 

Di samping itu, sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Bridgestone juga baru saja memperkenalkan teknologi enliten. Penerapan teknologi ini menjadi representasi evolusi Bridgestone menuju era mobilitas yang cerdas dan berkelanjutan. 

“Teknologi ini memungkinkan ban memiliki rolling resistance lebih rendah, bobot lebih ringan, serta efisiensi bahan bakar dan energi yang lebih tinggi, baik untuk kendaraan konvensional maupun kendaraan listrik,” sebutnya. 

Baca Juga: Bridgestone Kejar Pertumbuhan Produksi dan Penjualan Ban hingga 7% pada 2025

Enliten sendiri sudah diterapkan di beberapa model ban Bridgestone, di antaranya Turanza 6 dan ECOPIA EP300. Dia mengklaim, penerapan enliten berhasil meningkatkan efisiensi gulir dan performa pengereman di jalan basah hingga 15% pada ban Bridgestone Turanza 6. 

Selain untuk kendaraan penumpang, Bridgestone Indonesia juga memperkuat lini ban niaga dengan menghadirkan solusi yang dirancang khusus untuk mendukung produktivitas armada transportasi nasional. 

Salah satu inovasi terbaru adalah Bridgestone M858 (7.50 R16), ban yang dikembangkan untuk memberikan ketahanan maksimal terhadap beban berat dan kondisi jalan yang menantang, sekaligus menjaga efisiensi operasional pelanggan.

Saat ini, Bridgestone Indonesia memiliki jaringan Toko Model yang luas yakni 400 Toko Model (TOMO) dan didukung oleh 1.500 toko ban umum.

Khusus untuk pelanggan niaga, Bridgestone memiliki 26 titik Bridgestone Truck Tire Center (BTTC) dan 8 (Delapan) titik Bridgestone Fleet Point (BFP) di seluruh Indonesia. 

Selanjutnya: 5 Cara Mengatasi Kulit Kusam Akibat Polusi, Jangan Malas Eksfoliasi!

Menarik Dibaca: 5 Cara Mengatasi Kulit Kusam Akibat Polusi, Jangan Malas Eksfoliasi!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×