kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Andalkan pasar pemerintah, penjualan dan laba Itama Ranoraya (IRRA) naik di 2019


Kamis, 05 Maret 2020 / 17:39 WIB
Andalkan pasar pemerintah, penjualan dan laba Itama Ranoraya (IRRA) naik di 2019
ILUSTRASI. Pencatatan perdana Itama Ranoraya Tbk Resmi IPO, saham Itama Ranoraya (IRRA) melesat 49,73%.foto/KONTAN/Akhmad Suryahadi


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten distribusi alat kesehatan, PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) telah merampungkan kinerja keuangannya di 2019. Dalam laporan keuangannya, IRRA membukukan kinerja pendapatan dan laba yang positif. 

IRRA mencatatkan pendapatan usaha sebanyak 6,07% dari Rp 265,63 miliar menjadi Rp 281,75 miliar di 2019. Kontribusi pendapatan terbesar dari segmen diagnostic in vitro yang tercatat sebesar Rp 144,97 miliar atau tumbuh 9% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 132,66 miliar di 2018. 

Baca Juga: Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) bukukan laba bersih Rp 510,71 miliar di 2019

Direktur Pratoto S Raharjo menyatakan kenaikan pendapatan IRRA di tahun lalu karena segmentasi pasar IRRA sudah jelas. "Pasar kami menyasar pemerintah yakni Palang Merah Indonesia (PMI) lalu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan jaringan lainnya sehingga keberlangsungan kegiatan usaha terjaga," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (4/3). 

Toto mengungkapkan sejak 2003 hingga sekarang, pihak pemerintah selalu order alat kesehatan lewat IRRA karena punya keunggulan dari Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi. 

Kendati tumbuh, Toto bilang penjualan tidak mencapai harapan atau target yang dibidik sejak awal yakni di posisi Rp 300 miliar lantaran segmen alat kesehatan non-elektromedik steril mencatatkan penurunan dari sebelumnya Rp 132,97 miliar di 2018 menjadi Rp 118,39 miliar di tahun lalu. 

Toto mengakui turunnya segmen itu karena terjadi penundaan pembelian alkes dari pemerintah akibat agenda politik. "Hal ini tidak hanya berlaku ke IRRA, tapi juga ke pemain farmasi khususnya alat kesehatan lainnya," ujarnya. 

Baca Juga: Sukses Perdana Prima beli 20,14% saham Trikomsel Oke (TRIO) di harga kurang dari Rp 1

Toto berharap adanya keterlambatan penyerapan alat kesehatan di tahun lalu, bisa di-carry over ke tahun ini walau tidak berlangsung cepat. 

Di 2019, IRRA juga membukukan pendapatan lain-lain sebesar Rp 18,38 miliar yang sebelumnya tidak ada di pendapatan tahun buku 2018. Toto menjelaskan di tahun kemarin IRRA mencari peluang bisnis insidentil.

Lebih lanjut, Toto menjelaskan IRRA menjual alat kesehatan yang diimpor untuk dipasok ke satu perusahaan swasta dalam negeri yang sedang membangun pabrik alat kesehatan. "Tapi aktivitas bisnis itu tidak berlanjut di 2020 karena hanya insidentil. Kami mencari peluang dan ada ekspansi dikit," kata Toto. 

Baca Juga: Arwana Citramulia (ARNA) akan bagi dividen tunai, simak jadwalnya

Selain membukuan pendapatan yang tumbuh, IRRA juga mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tumbuh 2,9% yoy menjadi Rp 33,2 miliar. 

Adapun IRRA mencatatkan jumlah aset yang tumbuh signifikan dari sebelumnya Rp 136,26 miliar di 2018 menjadi Rp 325,43 miliar. Di sisi lain, liabilitas Itama Ranoraya Rp 90,26 miliar dan jumlah ekuitasnya Rp 235,16 miliar di sepanjang tahun lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×