kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.758.000   -23.000   -1,29%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Antisipasi El Nino, Bulog yakin stok beras aman


Kamis, 06 Agustus 2015 / 21:21 WIB
Antisipasi El Nino, Bulog yakin stok beras aman


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengungkapkan bahwa stok gabah setara beras hingga akhir tahun mencapai 1,5 juta ton hingga 1,6 juta ton. Jumlah itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan beras miskin selama masa puncak El Nino yang membuat musim kemarau berkepanjangan.

"Akhir tahun, dengan keluar masuk, stok diserap dan dikasih, tadi sekitar 1,5-1,6 juta ton. Menurut hitungan sementara, angka itu masih cukup aman," kata Djarot usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo mengantisipasi El Nino di Istana Kepresidenan, Kamis (6/8).

Jumlah itu dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan beras miskin (raskin) selama empat bulan sekitar 1 juta ton beras. Hitungan empat bulan diambil hingga musim panen kembali terjadi pada bulan Maret 2016.

Apabila stok beras Bulog masih berlebih, lanjut Djarot, maka akan digunakan stok beras non-medium. "Maka yang 500.000 ton bisa untuk cadangan non medium," kata dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan gelombang panas El Nino diperkirakan menyerang wilayah Indonesia sampai November 2015. Akibat El Nino, awal musim hujan 2015/2016 di beberapa wilayah mengalami kemunduran. Hingga saat ini, kekeringan semakin meluas, dan hampir merata di seluruh Nusantara.

El Nino adalah sebuah gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar equator hususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru). Dalam kondisi iklim normal, suhu permukaan laut di sekitar Indonesia umumnya hangat sehingga penguapan mudah terjadi.

Penguapan itu yang kemudian membantuk awan-awan hujan. Namun ketika fenomena El Nino terjadi, saat suhu permukaan laut di pasifik equator bagian tengah dan timur menghangat, justru perairan sekitar Indonesia umumnya mengalami penurunan suhu. Akibatnya, terjadi perubahan pada peredaran masa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia.

Fenomena El Nino ini bisa menyebabkan kekeringan hingga kebakaran hutan. Namun, bagi nelayan, fenomena El Nino mendatangkan keuntungan karena akan mendapat ikan yang berlimpah. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×