kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.357   56,00   0,34%
  • IDX 7.284   91,67   1,27%
  • KOMPAS100 1.037   10,48   1,02%
  • LQ45 787   8,07   1,04%
  • ISSI 241   4,50   1,90%
  • IDX30 408   5,36   1,33%
  • IDXHIDIV20 467   3,21   0,69%
  • IDX80 117   1,23   1,06%
  • IDXV30 118   0,12   0,10%
  • IDXQ30 130   1,49   1,16%

AP I siap terapkan konsep eco-airport


Kamis, 15 Maret 2012 / 09:29 WIB
AP I siap terapkan konsep eco-airport
ILUSTRASI. Bus tingkat wisata melintasi Jalan Letjen Suprapto di kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (4/10). Cuaca hari ini di Jawa dan Bali cerah berawan hingga hujan sedang, menurut prakiraan BMKG.


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pihak operator bandara di tanah air sudah siap menerapkan konsep eco-airport atau bandara ramah lingkungan yang diinstruksikan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub). Konsep itu diharapkan mampu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dari sektor penerbangan yang berkontribusi 2% terhadap perubahan iklim.

Miduk Situmorang, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura (AP) I, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan langkah terkait dengan pelaksanaan aturan itu. "Kami telah menyiapkan dana penerapan bandara ramah lingkungan di beberapa bandara yang kami kelola," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (14/3).

Saat ini, dari 14 bandara yang dikelola AP I, ada tiga bandara yang sudah menerapkan konsep eco-airport. Bandara Ngurah Rai di Bali, misalnya telah mengalokasikan anggaran Rp 2,6 triliun tahun ini antara lain untuk pengembangan eco-airport ini. Sementara bandara Juanda dan Sepinggan masing-masing mengalokasikan 600 miliar dan Rp 1,9 triliun. Dana ini juga diperuntukkan bagi program pengembangan dan perbaikan. "Dana tersebut sudah kami siapkan sejak awal tahun ini," ungkapnya.

Menurut Miduk, langkah menuju eco airport tersebut meliputi penanaman pohon, pembangunan gedung dengan material ramah lingkungan, penggunaan mobil-mobil di wilayah apron dengan menggunakan biofuel, serta untuk jangka panjang, penggunaan tenaga panel surya (solar cell) untuk operasional listrik bandara. "Sehingga bisa menghemat biaya operasional bandara," ujarnya.

Sekadar informasi, instruksi soal eco-airport dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemhub, Herry Bakti, melalui surat Nomor AU. 105/1/4/DRJU-212 pada 5 Maret 2012. Dasar dari instruksi tersebut tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, SKEP 124/VI/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara Ramah Lingkungan (eco-airport).

Pelaksanaan eco-airport ini juga untuk menindaklanjuti kegiatan Workshop Implementasi Eco Airport yang telah dilaksanakan pada 17-18 November 2011 lalu di Malang. Selain tiga bandara yang dikelola AP I, terdapat tiga bandara lainnya yang sudah membentuk eco-airport council, yakni Bandara Hang Nadim, Batam, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Bandara Soekarno Hatta, Banten.

Direktur Kebandarudaraan Ditjen Perhubungan Udara Kemhub, Ignatius Bambang Tjahjono, menjelaskan, instansinya terus menggenjot implementasi eco-airport di seluruh bandara di Indonesia karena implementasi konsep itu sangat penting. "Permasalahan lingkungan ke depannya akan jadi sorotan dari banyak pihak, terutama pemerhati lingkungan," ujarnya.

Bambang bilang, pihaknya terus berkomitmen menambah jumlah bandara dengan konsep eco-airport, meski tidak memasang target. Dari data Kemhub, total bandara di Indonesia sebanyak 233 unit, namun yang sudah memiliki dokumen lingkungan baru 37 unit dengan lima di antaranya sudah merintis eco-airport.

Sebanyak 196 unit lainnya tanpa dokumen lingkungan. Ke-196 bandara itu tengah memproses pengesahan dokumen lingkungan di Kementerian Lingkungan Hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×