kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

APJI: Produksi jagung nasional naik 7% tahun ini


Kamis, 04 Januari 2018 / 17:53 WIB
APJI: Produksi jagung nasional naik 7% tahun ini


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi jagung nasional tahun ini diperkirakan akan semakin membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Sholahuddin, Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) memperkirakan, produksi jagung nasional akan meningkat 5-7%.

Menurut Sholahuddin, kenaikan produksi ini diakibatkan adanya penambahan areal tanam baru dan peningkatan produktivitas di wilayah Jawa. Selain itu ada pula upaya pemerintah yang menganggarkan bantuan benih hingga 4 juta hektare.

Selain itu, menurut Sholahuddin tahun ini banyak petani yang menanam jagung lantaran harganya yang membaik di tahun 2017. Sayangnya, dalam beberapa hari terakhir harga jagung di tingkat pabrik mengalami penurunan. Padahal, panen raya baru akan dimulai bulan depan.

“Saat ini harga di pabrik Rp 3.200 per kg, dari sebelumnya Rp 3.600. Penurunan ini cukup signifikan. Saya juga belum tahu apa penyebabnya. Sementara bulan depan akan ada panen raya,” ujar Sholahuddin kepada KONTAN, Kamis (4/1).

Sholahuddin pun mengkhawatirkan adanya penurunan harga ini. Menurutnya pemerintah pun harus mempersiapkan pasar, terlebih bila ada perluasan lahan dan peningkatan produktivitas jagung.

Pasalnya, bila harga tidak menguntungkan bagi petani, maka ada kemungkinan di tahun depan petani tidak akan mau menanam jagung lagi.

“Harus ada kebijakan dari pemerintah untuk penjaminan pasar, sehingga harga di pasar pun tetap stabil. Saat ini HPP sekitar Rp 3.150 per kg, bila harga di pasar Rp 3.200 per kg maka selisihnya hanya Rp 50. Sementara masih ada transport, Ini tidak akan menguntungkan petani,” terang Sholahuddin.

Menurut Sholahuddin, pemerintah harus tegas dalam menentukan sikap, apakah ingin membentuk harga sesuai dengan HPP, atau melindungi petani jagung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×